Mohon tunggu...
Herlena Ruby Camelya
Herlena Ruby Camelya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Bangka Belitung

Halo perkenalkan saya Herlena Mahasiswa Akuntansi Univertsitas Bangka Belitung, saya memiliki hobi membaca sesuatu yang menarik adan potografi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Investasi Pintu Solusi bagi Generasi Sandwich

11 Mei 2023   12:45 Diperbarui: 11 Mei 2023   12:42 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi sandwich merupakan istilah dimana keadaan seseorang digambarkan seperti roti tiga lapis, di mana lapis bagian atas adalah orang tua, lapis bagian bawah adalah anak-anak, lalu bagian tengah adalah dirinya sendiri. Simpelnya generasi sandwich adalah seseorang yang berada di situasi "terhimpit" dimana orang tersebut harus memenuhi kebutuhan finansial dari orang tuanya, anak-anaknya, dan dirinya sendiri. Berbicara mengenai kebutuhan finansial tentu tidak akan ada habisnya. Beban yang dipikul oleh generasi sandwich bukan hanya meletihkan fisik tapi juga mental.

Generasi sandwich ini timbul karena ketidakmampuan dari generasi sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan finansialnya. Sehingga generasi setelahnya memiliki tanggung jawab untuk ikut memenuhi kebutuhan finansial mereka. Contoh dari ketidakmampuan ini, seperti tidak menyiapkan dana untuk masa tua. Permasalahan generasi sandwich ini biasanya akan terus berlanjut hingga ke generasi selanjutnya jika tidak diatasi dengan baik. Untuk keluar dari siklus generasi sandwich agar tidak berlanjut ke generasi berikutnya, penting bagi generasi sekarang untuk mulai mengatur keuangan dengan baik serta mempersiapkan dana yang diperlukan di masa depan. Memang tidak mudah untuk keluar dari siklus tersebut mengingat banyaknya pengeluaran yang akan dikeluarkan, namun bukan berarti hal tersebut mustahil.

Mengatur keuangan dengan baik, memang sudah menjadi langkah yang baik untuk memulai keluar dari siklus generasi sandwich. Setidaknya hal tersebut dapat sedikit mengurangi pengeluaran yang akan dikeluarkan, namun tentu hal itu saja tidaklah cukup. Permasalahan utama bagi generasi sandwich tidak adanya persiapan dana di masa tua. Persiapan dana tersebut tidak hanya dapat dilakukan dengan cara menabung tapi juga dapat dilakukan dengan cara investasi. Lakukanlah pembagian keuangan seperti 50/30/20 untuk mengelola penghasilan. Dimana 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari, 30 persen untuk kebutuhan yang diinginkan serta dana cadangan, dan 20 persen untuk investasi. Jika ragu untuk memulai investasi, cobalah mulai dari investasi reksadana yang mudah untuk dipahami dan tidak memerlukan banyak modaluntu melakukannya, dengan melakukan investasi reksadana maka anda sudah mulai mencoba untuk mempersiapkan dana masa tua.

Dengan melakukan investasi, maka generasi sandwich ini akan mendapatkan keuntungan yang nantinya. Investasi dapat menjadi penghasilan pasif, dimana penghasilan pasif tersebut akan menjadi dana tambahan untuk dana masa tua. Saat berinvestasi maka anda akan merasakan efek compounding  atau bunga bergulung, yaitu bunga keuntungan dari uang yang telah diinvestasikan sebelumnya atau bahkan anda akan mendapatkan pengembalian modal dari bunga investasi yang diperoleh. Investasi ini juga akan membantu menjaga nilai dari sebuah aset sehingga dapat mengurangi kerugian finansial akibat penurunan nilai dari aset tersebut di masa depan. Jika investasi yang dijalankan lancar dan stabil generasi sandwich akan jauh lebih siap jika terjadi situasi yang tidak terprediksi di masa mendatang, hal ini akan mengurangi resiko dari kehilangan pekerjaan yang dapat memutuskan penghasilan, ataupun kehilangan aset dari dampak krisis finansial. Tidak hanya itu dengan investasi meskipun tidak mudah namun jika terus melakukan ini secara berkala maka tidak menutup kemungkinan generasi sandwich akan mencapai titik mencapai titik ini, yaitu titik financial freedom atau keadaan dimana sudah merdeka secara finansial.

Sebelum memulai berinvestasi, perlu diingat untuk memilih investasi yang terpercaya atau terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dapat memberikan profit jangka panjang kedepannya, sehingga manfaat dari berivestasi benar-benar dapat dirasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun