Mohon tunggu...
Chakra Siregar
Chakra Siregar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumni Mekanisasi Pertanian Universitas Brawijaya. Sedang konsern dengan masalah kebudayaan daerah dan pemecahan masalah yang terkait dengan daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Budidaya Kakao Belum Termekanisasi secara Sempurna

20 Maret 2011   02:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:37 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Cricolo (fine cocoa atau kakau mulia) dan hibrida (hasil persilangan jenis forastero dan Cricolo). Pada perkebunan-perkebunan besar biasanya kakao yang dibudidayakan adalah kakao jenis Cricolo.

Biji buah kakao yang difermentasi dijadikan serbuk yang disebut cokelat bubuk yang biasa digunakan untuk makanan atau minuman. Sedangkan buah cokelat tanpa biji dapat difermentasi untuk nantinya dijadikan pakan ternak.

Dalam proses budidaya kakao diperlukan perawatan yang cukup spesifik, namun terlihat masih jarang disentuh oleh teknologi mekanisasi pertanian. Seperti untuk mengatasi kesesuaian lahan, dibutuhkan lahan spesifik untuk tempat tumbuh kakao dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi perekayasa pertanian untuk dapat mengolah lahan agar lebih sesuai untuk media tumbuh kakao. Pada proses penanaman juga dibutuhkan pola tanam yang spesifik dengan tambahan pohon pelindung guna mengurangi sinar matahari yang masuk agar tidak langsung mengenai tanaman kakao.

Dalam pemangkasannya, tanaman kakao membutuhkan perawatan yang benar-benar serius pada tahap pemangkasan karena tidak semua bagian boleh dipangkas dan pemangkasan secara berkala harus terus dilaksanakan. Hal ini tentu bidang yang bisa dipelajari lebih lanjut oleh para perekayasa pertanian untuk mengatasi masalah pemangkasan yang mana tidak semua petani memahami secara baik proses pemangkasan kakao.

Masalah menyiangi tanaman lain disekitar kakao juga seharusnya bisa ditangani oleh para enjinir pertanian dimana penyiangan ini masih dilakukan secara manual dan untuk lahan yang besar tentu butuh waktu yang lama dan tenaga yang tidak sedikit. Dan tidak lupa pada pemupukan diperlukan pengetahuan yang baik dalam pemberian pupuk sesuai dosis serta perlu diketahui metode pemupukan yang benar agar pertumbuhan kakao lebih baik.

Untuk membarantas hama dan penyakit pada tanaman kakao terkenal sekali sprayer untuk menyemprotkan pestisida ataupun fungisida guna mencegah penyakit pada kakao yang dapat menurunkan produksi kakao. Namun hal ini belum cukup, masih banyak sebetulnya inovasi yang bisa diterapkan dalam merekayasa pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman kakao.

Pada tahap panen dan pasca panen pun tidak begitu banyak sentuhan mekanisasi pertanian. Pemanenan dan pengolahan masih terlihat konvensional, padahal banyak inovasi di bidang mekanisasi pertanian yang bisa diimplementasikan pada tahap ini, seperti pemanenan, sortasi kematangan buah, perendaman, pencucian, pengeringan, sortasi biji kering hingga penyimpanan yang syarat dengan ilmu-ilmu pasca panen yang semuanya ada di bidang mekanisasi pertanian dan seharusnya ditangani oleh para peminat mekanisasi pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun