Mohon tunggu...
Herlangga Gilang Samudra
Herlangga Gilang Samudra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana, NIM: 43222010002, Jurusan: S1 Akuntansi Prof Apollo, M,Si,Ak

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Kuis - Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

13 Desember 2023   19:56 Diperbarui: 13 Desember 2023   20:46 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip kemanfaatan, atau "greatest happiness principle," adalah pandangan moral yang menjadi landasan bagi utilitarianisme Bentham. Prinsip ini menyatakan bahwa tindakan yang benar atau moral adalah tindakan yang menghasilkan jumlah kebahagiaan maksimal bagi sebanyak mungkin individu yang terlibat.

Bentham menegaskan bahwa setiap tindakan harus dinilai berdasarkan konsekuensinya terhadap kebahagiaan. Dalam pemikirannya, ia mengembangkan suatu kalkulus kebahagiaan yang mencakup aspek-aspek seperti intensitas kesenangan, durasi, kepastian, kedekatan waktu, kemungkinan dampak negatif, dan lainnya. Dengan merinci elemen-elemen ini, Bentham berusaha memberikan dasar objektif untuk menilai dan membandingkan kebahagiaan yang dihasilkan oleh berbagai tindakan.

Utilitarianisme dalam Keputusan Moral:

Bentham percaya bahwa prinsip kemanfaatan dapat diaplikasikan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam konteks hukum dan kebijakan publik. Dalam bidang hukum, utilitarianisme dapat digunakan untuk menilai keefektifan suatu hukum dalam menciptakan kebahagiaan sosial. Keputusan legislatif yang diambil seharusnya memaksimalkan kebahagiaan umum.

Namun, Bentham juga menyadari kompleksitas realitas, dan bahwa seringkali tindakan yang tampaknya membawa kebahagiaan dalam jangka pendek dapat memiliki konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Oleh karena itu, ia menganjurkan untuk mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dan mendukung reformasi hukum yang membawa perubahan positif dalam masyarakat.

Input www.canva.com
Input www.canva.com
Menerapkan Hedonistic Calculus pada Kejahatan Korupsi: Memahami Dampak Sosial dan Ekonomi secara Utilitarian

Menerapkan Hedonistic Calculus pada Kejahatan Korupsi: Memahami Dampak Sosial dan Ekonomi secara Utilitarian

Jeremy Bentham, seorang filsuf dan reformator sosial Inggris, membawa konsep utilitarianisme ke panggung utama, dengan Hedonistic Calculus sebagai alat untuk mengukur kebahagiaan dan penderitaan yang dihasilkan oleh tindakan. Dalam konteks kejahatan korupsi, aplikasi Hedonistic Calculus dapat memberikan perspektif yang mendalam tentang dampak sosial dan ekonomi, membuka jendela bagi pemahaman yang lebih baik tentang konsekuensi etika dari tindakan korup.

1. Kehadiran Kejahatan Korupsi di Indonesia:

Sebagai suatu masalah global, kejahatan korupsi di Indonesia telah menjadi sorotan utama. Dengan dampaknya yang merugikan, mulai dari penghambatan pembangunan ekonomi hingga erosi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga publik, korupsi menjadi suatu ancaman serius terhadap kemakmuran dan stabilitas negara.

2. Dasar Pemikiran Utilitarian Jeremy Bentham:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun