Mohon tunggu...
Herlangga Gilang Samudra
Herlangga Gilang Samudra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana, NIM: 43222010002, Jurusan: S1 Akuntansi Prof Apollo, M,Si,Ak

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi (TB2)

12 November 2023   08:29 Diperbarui: 12 November 2023   17:06 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain hasil karya pribadi via canva

Nama   : Herlangga Gilang Samudra

NIM      : 43222010002

Prodi    : S1 Akuntansi

Matkul:  Pendidikan anti korupsi dan Etik UMB


Apa itu semar?

Semar adalah salah satu tokoh dalam seni pertunjukan wayang kulit tradisional Indonesia, khususnya dalam pewayangan Jawa. Ia merupakan bagian dari kelompok tokoh Punakawan, yang juga terdiri dari Gareng, Petruk, dan Bagong. Semar memiliki ciri khas fisik yang mudah dikenali, sering digambarkan sebagai tokoh yang tua, gemuk, dan berwajah ramah. Karakteristik Semar tidak hanya terbatas pada penampilan fisiknya, tetapi juga mencakup peran dan makna simbolis yang mendalam dalam budaya Jawa.

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
Bebadra = Membangun sarana dari dasar
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul

Secara mitologis, terdapat beberapa versi mengenai asal usul Semar. Salah satu cerita yang umum adalah bahwa Semar adalah abdi atau pelayan setia dari Batara Guru, dewa tertinggi dalam agama Hindu Jawa. Dikisahkan bahwa Batara Guru mengutus Semar untuk mendampingi dan memberikan nasehat kepada para pahlawan yang berjuang melawan kejahatan.

Peran Semar dalam pertunjukan wayang kulit sangat signifikan. Ia bukan hanya berfungsi sebagai penghibur, tetapi juga sebagai penasehat spiritual, mediator, dan simbol kebijaksanaan. Dalam kisah-kisah pewayangan, Semar seringkali memberikan nasehat bijak kepada para tokoh pahlawan, mengarahkan mereka dalam menghadapi berbagai konflik, dan memberikan nuansa humor untuk meringankan suasana.

Secara simbolis, Semar juga menjadi representasi nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat Jawa. Kelembutan, kebijaksanaan, dan semangat pelayanannya mencerminkan idealisme sosial dan moral yang dihargai dalam budaya Jawa. Karakter ini juga menjadi lambang bahwa kebijaksanaan sejati seringkali hadir dalam bentuk yang sederhana dan ramah.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, nama Semar juga sering dijadikan sebagai simbol keberuntungan dan perlambang kearifan. Orang Jawa sering menggunakan istilah "Semar mesem" untuk menyatakan senyuman yang ramah atau sikap yang baik hati. Semar juga sering diasosiasikan dengan keberuntungan dan perlindungan, sehingga namanya dijadikan sebagai harapan untuk mendapatkan keberuntungan dalam berbagai aspek kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun