Mohon tunggu...
Achmad Zaenudin
Achmad Zaenudin Mohon Tunggu... Freelancer - cuma pengen nulis

ayah 2 anak, seneng kemping, mancing, ngopi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menanggapi Seruan Aksi Mahasiswa 11 April Mendatang

7 April 2022   14:25 Diperbarui: 11 April 2022   05:18 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Istilah pembusukan demokrasi muncul pertamakali dari Francis Fukuyama dalam bukunya yg berjudul Identity The Demand for Dignity and the Politics of Resentment menanggapi kemenamgan Donald Trump.

Study kasus dari AS, menurut Fukuyama, lembaga-lembaga di negara tersebut tengah mengalami pembusukan demokrasi karena terjebak oleh kelompok-kelompok kepentingan yang kuat dan terkunci dalam struktur saklek yang tidak bisa mereform dirinya sendiri. menurut Fukuyama lagipembusykan demokrasi telah memenuhi syarata apabila polarisasi terjadi begitu akut dan buruknya peran lembaga-lembaga politik. maka arus balik menjadi keniscayaan.

Agaknya kondisi di AS juga tengah melanda banyak negara di dunia juga Indonesia.  Dimana oligarki sudah mengambil kontrol negara hingga ke urusan dapur emak-emak, -- ini isu yang paling serius bukan? --

Pembusukan demokrasi di Indonesia sudah saking akutnya kemudian direspon oleh kelompok mahasiswa dengan seruan aksi turun kejalan (lagi). Mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat disaat wakil-wakil rakyat di parlemen mlempem dan tersandera hutang balas budi kepada oligarki saat nyaleg.  Wakil rakyat kita tunduk pada tuannya,  bukan?

Jika tidak direspon pemerintah maka peran mahasiswa akan naik menjadi "jagal" penyembelih kekuasaan. Sukarno di tahun 66 dan Suharto di era reformasi sudah merasakan tajamnya orasi mahasiswa serta gigihnya mereka menjaga barisan. Head to head dengan water canon, gas air mata, bogem mentah serta tendangan sepatu lars tentara pada waktu itu sampai orla dan orla tumbang. Jika dirasa sudah tidak bisa mengakomodir jeritan emak-emak dan anak kecil merengek minta jajan hendaknya rezim Jokowi berhati-hati.

Tanggal 11 April mendatang tidak ada yang lain hanya pesan berisi kemarahan. Maka jika sudah sangat busuk. Demokrasi harus direformasi ulang. Jokowi tumbang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun