Mohon tunggu...
Herlambang Saleh
Herlambang Saleh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Refleksi tentang Budaya Pacaran Masa Kini

16 Juli 2024   13:41 Diperbarui: 16 Juli 2024   13:43 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI Pribadi

Di era modern ini, fenomena pacaran di kalangan remaja bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, pacaran dianggap sebagai proses pendewasaan dan mengenal calon pasangan hidup. Di sisi lain, pacaran juga membuka celah bagi terjadinya pelecehan seksual dan eksploitasi anak di bawah umur.

Ironisnya, banyak orang tua, bersikap permisif terhadap budaya pacaran yang tidak sehat ini. Mereka seolah-olah memaklumi jika anak gadisnya menjalin hubungan dengan siapa saja, asalkan tidak sampai hamil. Sikap ini bagaikan membuka pintu gerbang bagi terjadinya pelecehan seksual terselubung, di mana anak gadis diperlakukan bak barang obral yang bisa 'dicoba' secara gratis.

Analogi ini mungkin terdengar kasar, namun mencerminkan realitas pahit yang terjadi di masyarakat. Para orang tua, terlena dengan status sosial dan gaya hidup modern, lupa akan tanggung jawab mereka untuk melindungi anak-anak mereka. Mereka terjebak dalam paradigma keliru yang menganggap pacaran sebagai bagian dari proses pendewasaan, tanpa menyadari potensi bahaya yang mengintai di baliknya.

Perlu diingat bahwa pacaran bukan sekadar kenalan atau ta'aruf. Pacaran melibatkan interaksi fisik dan emosional yang erat, dan jika tidak dikontrol dengan baik, dapat berujung pada eksploitasi dan pelecehan. Anak muda, dengan minimnya pengalaman dan pengetahuan, mudah terjerumus dalam hubungan yang tidak sehat dan merugikan diri sendiri.

Sebagai orang tua, sudah menjadi kewajiban kita untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya, termasuk bahaya pelecehan seksual dalam konteks pacaran. Kita harus berani menanamkan nilai-nilai moral dan harga diri kepada mereka, serta membimbing mereka dalam menjalin hubungan yang sehat dan bertanggung jawab.

Mari kita ubah pola pikir dan budaya pacaran yang tidak sehat ini. Sadarkan diri bahwa anak gadis kita bukan barang obral yang bisa diperlakukan seenaknya. Harga diri dan masa depan mereka jauh lebih berharga daripada apa pun. (hes50)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun