Mohon tunggu...
Herjanjam
Herjanjam Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Beri Kesempatan kepada Disabilitas untuk Bermusik

16 September 2018   10:38 Diperbarui: 16 September 2018   10:59 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama para peserta lomba bermusik yang digelar SPMC.

Musik adalah alunan nada yang bersifat universal. Siapa pun boleh mendendangkannya, tak terkecuali penyandang disabilitas. Itulah konsep yang dibangun oleh pemilik Serenata Private Music Course (SPMC) Aldis Priandrani.

 "Kami tidak memandang bentuk fisik, penampilan atau apapun yang terkait dengan fisik. Yang kami nilai adalah bagaimana seseorang mampu bernyanyi atau memainkan alat musik dengan indah. Karenanya lomba bermusik dan bernyanyi yang kami gelar terbuka bagi siapa pun," kata Aldis, Minggu (16/9).

Sabtu (15/9) bertempat di Bekasi, puluhan peserta mengikuti lomba bermusik dan bernyanyi yang digelar SPMC. "Lomba ini kami adakan setiap tahun. Tujuannya untuk mencari bintang dan mencari bakat musik dan bernyanyi baik untuk anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Ada 2 part, part 1 lomba untuk usia 7-9 tahun, 13 tahun ke atas yang kami gelar kemarin. Kostum yang mereka pakai bernuansa tropical. Kami sediakan trofi untuk 6 pemenang, dan 1 trofi untuk pemenang kostum terbaik," tandas Aldis.

Sementara itu pada Oktober nanti, pihaknya juga akan menggelar part 2 untuk lomba usia 4-6 tahun dan usia 10-12 tahun. "Untuk lomba tersebut yang kami namakan part 2 kostumnya bertema halloween. Ini untuk menarik minat anak-anak dalam bermusik yang bernuansa halloween," tukasnya.

Patricia Anna, seorang tunadaksa mengikuti lomba bermusik yang digelar SPMC.
Patricia Anna, seorang tunadaksa mengikuti lomba bermusik yang digelar SPMC.
Aldis berpesan khusus untuk penyandang disabilitas agar tidak ragu menunjukkan kebolehannya dalam olah seni. "Tidak sedikit disabilitas yang memiliki bakat yang luar biasa dalam bermusik atau bernyanyi. Tahun lalu bahkan juara pertama diraih oleh penyandang tunanetra yang bermain drum. Saya sendiri melatih sejumlah anak berkebutuhan khusus seperti penyandang autis, down syndrome, dan anak hyperaktif. Mereka juga memiliki potensi, tinggal bagaimana kita dengan sabar dan penuh kasih memoles bakat mereka," pungkasnya.

Ignatius Herjanjam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun