Mohon tunggu...
Herjanjam
Herjanjam Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Wisata Inklusi, Wisata yang Memadukan Keterbatasan dengan Kerelaan Berbagi

9 Juli 2018   12:50 Diperbarui: 11 Juli 2018   07:51 2571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyandang disabilitas berwisata alam, mungkinkah? Mungkinkah mereka mampu menyusuri bebatuan, naik turun menyisir medan terjal? Mungkinkah mereka mampu melintasi dermaga, berenang di tepi laut, bermain pasir, bercengkrama dengan hewan laut? 

Pertanyaan itu sempat berkecamuk, sebelum akhirnya saya menyaksikan belasan penyandang disabilitas yang terdiri dari tunanetra, tunarungu dan tunadaksa mampu menjawab pertanyaan itu. 

Ya, mereka berhasil menepis keraguan masyarakat yang kerap menyatakan, disabilitas tidak mungkin melakukan kegiatan yang sulit di alam. Anggapan itu didasari karena keterbatasan yang disandangnya.

Lalu apa yang membuat mereka mampu melewati semuanya, bercanda dengan alam, bergurau dengan debur ombak, tertawa bersama kicau burung, dan bernyanyi bersama suara-suara alam. Satu hal yang pasti adalah karena keterlibatan warga non-disabilitas yang dengan rela hati mau berbagi, mengalami bersama dengan disabilitas berwisata alam.

Sebanyak 22 wisatawan yang terdiri dari penyandang tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa, serta wisatawan non-disabilitas berpetualang ke berbagai objek wisata pulau, pantai, kampung Laskar Pelangi, dan bangunan bersejarah seperti kelenteng.

Wisata dimulai selama lima hari sejak Kamis (28/6) hingga Senin (2/7). Lebih dari 10 tempat wisata di Pulau Belitung seperti Pantai Arumdalu, Pantai Penyabong, Pantai Batu Banyak, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Serdang, Pantai Burung Mandi, Pantai Tanjung Pendem, Pulau Berlayar, Pulau Burung, Pulau Pasir, Pulau Lengkuas, Pulau Kelayang, Pulau Kepayang, Leebong Island, Kelenteng Dewi Kwan Im, Bukit Berahu, Batu Mentas, Belitung Timur, Desa Gantung, Rumah Ahok, Sekolah Laskar Pelangi, Danau Kaolin, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur menjadi tujuan wisata mereka.

Hujan yang hampir setiap hari membasahi Pulau Belitung tidak menyurutkan langkah wisatawan untuk menikmati indahnya pemandangan alam di sana. Di Pulau Pasir misalnya pengguna kursi roda Tjew Ling Ping terlihat asyik menceburkan dirinya berendam di laut yang tengah surut. Tak hanya Tjew Ling Ping, penyandang tunanetra Laurentia Melissa melakukan snorkling bersama wisatawan non-disabilitas.

Acara rekreasi bersama ini merupakan prakarsa dari Permata Tour Belitung dan Cerita Inspiratif Paradisabilitas tentang Cinta, Iman, Pengharapan (CIP CIP Community) yang dikelola oleh seorang tunanetra, Monica Linda. 

Linda mengatakan, pihaknya telah memberangkatkan puluhan disabilitas untuk melakukan wisata alam di lebih dari 10 lokasi seperti pantai dan pulau serta tempat wisata bersejarah lainnya. "Ini adalah kedua kalinya kami membawa para disabilitas untuk berpetualang menikmati wisata alam. Dua tahun lalu kami melakukan hal yang serupa," ujar Linda, Senin (9/7).

Linda melanjutkan, terwujudnya wisata alam tersebut berkat partisipasi dari wisatawan non-disabilitas yang dengan tulus hati mau bersama mengalami dan merasakan berwisata bersama penyandang disabilitas. 

"Saat melakukan petualangan paradisabilitas didampingi wisatawan non-disabilitas yang dengan tulus mau merasakan dan mengalami berwisata dengan kami. Karenanya kehadiran wisatawan non-disabilitas sangat membantu lancarnya wisata ini," paparnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun