[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]
Saya tercengang ketika salah seorang teman saya, sebut saja Andre, yang menceritakan nasib kawan satu kampusnya sekaligus sobat karibnya, sebut saja BM. Entah saya yang kurang update informasi ataukah ini memang fenomena baru, saya baru mendengar tren saudara bayaran. Yang saya tahu, ada tren lama, yaitu pacar bayaran di mana seseorang membayar seorang cewek/cowok agar mengaku sebagai pacarnya di depan umum. Perbedaan pacar bayaran dengan saudara bayaran terletak pada statusnya di mana saudara bayaran itu hanya berstatus sebagai adik/kakak saja.
Perkenalan BM dan orang itu (sebut saja RN) bermula dari diskusi di salah satu forum gamers online. Merasa punya pemikiran dan asal daerah yang sama, BM dan RN tukar-tukaran nomor handphone dan berlanjut saling telpon-telponan. Awalnya mereka lebih banyak bicara tentang gamers, kondisi perpolitikan hingga masalah sosial. Akan tetapi lama-kelamaan, RN mulai bercerita tentang keadaan keluarganya yang boleh dikata kurang harmonis. RN berterus terang bahwa ia ingin merasakan rasanya punya saudara lelaki yang bisa dijadikan sebagai adik. BM pun bersedia. Sejak saat itu, RN sering menelepon BM minimal 3 kali sehari. Lama-kelamaan BM risih karena merasa terganggu. BM pun berterus terang bahwa dia tak suka ditelepon terus-terusan. Mendengar hal itu, RN mengiming-imingi sejumlah uang dengan syarat mau meladeninya kapan pun dia nelepon dan memberi solusi ketika dia ada masalah.
Menurut Andre, sebenarnya BM tak mau menerima tawaran tersebut karena dianggap aneh, namun karena ada tawaran duit alhasil BM menuruti permintaanya. Pada awalnya BM menyangka RN main-main saja, namun sejak saat itu RN sering kirim pulsa ke hapenya antara 50 sampai 100 ribu. RN pun sering menanyakan uang kuliah hingga biaya hidup BM selama sebulan. Oh ya, RN ini mengaku berprofesi sebagai kontraktor di salah satu perusahaan di Kalimantan.
Nah, ketika bulan Mei, RN datang sekaligus pulang kampung ke salah satu daerah di Sulawesi Selatan. Ketika tiba di Makassar, orang itu menghubungi BM agar menjemputnya di Bandara dan menemaninya beberapa hari di Makassar sebelum lanjut ke kampung halamannya. Setelah RN pulang ke Kalimantan, BM pun mengaku pada Andre mengenai kejadian aneh selama RN di Makassar. Katanya, kalau menjelang tidur, RN minta memeluk dengan alasan ingin merasakan bagaimana rasanya memeluk adik. Andre lalu meminta BM agar menghentikan hubungan “adik-kakaknya” dengan orang itu sebab agak aneh seorang pria tanpa hubungan keluarga/ikatan persaudaraan memeluk orang lain. Agak aneh juga jika umur udah 20-an tapi kalau tidur minta dipeluk/memeluk...
Apakah ini salah satu modus terbaru seseorang dalam melakukan tindak pelecehan seksual. Mungkin dari ucapannya ingin mencari saudara tapi dalam hatinya, siapa yang tahu? Hati-hati saja Guys.
Salam perubahan dari mahasiswa Universitas Hasanuddin asal Rantepao, Tana Toraja, Heriyanto Rantelino
Facebook: Heriyanto Rantelino Twitter: @Ryan_Nebula No Kontak :085242441580
BACA JUGA (SILAHKAN KLIK)
Bagaimana Nasib Pelaku Pemerkosa dalam Penjara?
Tahun Ajaran Baru, Moment Dimana Om Dan Tante Girang Marak Bermunculan
Waspada, Website Lowongan Pekerjaan Fiktif Berkeliaran Di Dunia Maya
Dampak Negatif Cari Jodoh di Jejaring Sosial
Waspada, Situasi yang Rawan Memunculkan Perselingkuhan
Tawaran Menjadi Gigolo dan Ayam Kampus Mengincar Mahasiswa Indonesia
Penipuan di Kampus UNHAS Makassar
Waspadalah! Modus penipuan di Sulawesi Selatan # part 1
Menikah Muda atau Menikah karena “Kecelakaan”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H