Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pro dan Kontra Rencana Pembentukan Kabupaten Toraja Barat

24 Februari 2014   21:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:31 2236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_313749" align="aligncenter" width="534" caption="Tana Toraja (Foto: Heru Raya Kandari, Indonesiaimages.net)"][/caption]

Setelah beberapa tahun lalu Tana Toraja terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Toraja Utara yang beribukota Rantepao dan Tana Toraja yang beribukota Makale, maka wacana pembentukan kabupaten Toraja Barat mulai santer terdengar. Adapun kecamatan yang akan bergabung dengan Toraja Barat yaitu Kecamatan Simbuang, Masanda, Bittuang, Malimbong Balepe, Rano, Mappak, Bonggakaradeng, Saluputti, Rembon, Kurra dan Kecamatan Rantetayo. Apakah pembentukan kabupaten ini memberi dampak positif atau negatif kedepannya?

Nah, bulan November lalu, diadakan rapat akbar di desa Saluputti membahas rancangan pemekaran Toraja Barat yang diketuai bapak Daniel Rendeng .

[caption id="attachment_313962" align="aligncenter" width="400" caption="Rapat Rencana Pemekaran Toraja Barat (Foto :fajar.co.id)"]

13933179301815163369
13933179301815163369
[/caption]

Pemekaran selalu menimbulkan pro-kontra di berbagai kalangan politisi, tokoh masyarakat, pejabat Pemda dan kalangan masyarakat sendiri. Ada yang menyatakan bahwapemekaran membuka peluang kesempatan untuk memperoleh keuntungan dana, baik dari pusat maupun dari penerimaan daerah sendiri.Ada pula tuduhan bahwa pemekaran merupakan bisnis kelompok elit daerah yang sekedar menginginkan jabatan dan posisi dalam daerah pemekaran baru

Saya pun melemparkan wacana ini pada suatu forum online.Di dalam forum online tersebut terdiri dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, wiraswasta, kontraktor, guru/dosen, politisi, praktisi dalam bidang pemerintahan dan budaya, dan masih banyak lagi.Diskusi tersebut terbilang seru sebab ada pihak yang mendukung dan juga menolak pembentukan kabupaten Toraja Barat.

Pihak Yang Mendukung

[caption id="attachment_313752" align="aligncenter" width="300" caption="Mendukung (foto:soloprpro.com)"]

1393226104118618570
1393226104118618570
[/caption]

Banyak yang mendukungrencana pembentukan Toraja Barat (Tobar) dengan alasan bahwa hal ini bisa memberikan dampak positif ke depan bagi eksistensi Toraja, dimana nantinya Tobar bisa menyusun APBD sendiri sehingga uang yang masuk akan bertambah danotomatis berpengaruh padapeningkatan perekonomian rakyat.

Seorang anggota forum memaparkan hasil studinya di Bandung tahun 2002 lalu yang menyimpulkan bahwa idealnya Toraja itu terdiri dari empat daerah administratif setingkat Kota atau Kabupaten. Beliau mengutarakan bahwamembagi daerah pelayanan masyarakat bukan berarti mau memecah-mecahkan Toraja, itu pandangan yang keliru. Apa bedanya dgn pemekaran kecamatan, bukan berarti akan memecah-mecah masyarakat adat di kecamatan itu.

Seorang tokoh masyarakat Toraja mengatakan bahwa pemekaran adalah keuntungan besar bagi Toraja terutama dalam menyerap danaalokasi sesuai Undang-Undang Otonomi Daerah dan juga berdampak pada penerimaan tenaga kerja PNS sehingga nantinya bisa menyerap sumber daya manusia yang butuh pekerjaan. Pemikiran bahwa potensi SDM dan SDA untuk menghasilkan PAD bagi daerah pemekaran adalah pemikiran yang sempit karena APBD Tana Toraja dan Torut hampir 95% berasal dari DAU, DAK, Dekonsentrasi, dan TP dan dana perimbangan lain seperti bagi hasil PPh, Migas dan lain-lain. Sumber dana APBD dari PAD yang hanya sekitar 5% tidak berarti dibanding dana dana dari pusat.Jadi faktor sumber sangat tidak berpengaruh dalam persetujuan pemekaran sebuah daerah. Karena itu maksud dari pemekaran sebenarnya adalah mendekatkan pelayanan Pemerintah Pusat kepada daerah-daerah tertinggal seperti Simbuang, Balepe', Rano, Bua Kayu, Seko, Kalumpang, Rantebua, Bastem yang mana infrastruktur dan akses jalannya saja masih seperti jaman Indonesia belum merdeka. Jadi alasan pemekaran Toraja Barat agar pelayanan pemerintah kepada masyarakat bisa semakin dekat . Persoalan apakah Toraja seperti dicabik-cabik karena adanya pemekaran juga terlalu berlebihan karena ketorajaan itu bukanlah tentang wilayah yang dibatasi oleh wilayah kabupaten tetapi Ketorayajaan itu ada dalam hati dan pikiran kita dan itu fakta yang sedang kita alami saat ini bahwa kita semua berada di berbagai propinsi dan kabupaten bahkan Negara yang berbeda-beda dan apakah itu telah saling menjauhkan kita? Contoh lain dari Mamasa dan Luwu. Apakah rakyat Toraja di dua kabupaten tersebutsudah melupakan Katorajaanya. Sesungguhnya hal ini kembali pada persoalan pikiran dan hati mereka, bukan pada batas2 wilayah.

Tokoh masyarakat lainnya mengatakan bahwa tujuan utama dari pemekaran sebuah kabupaten adalah untuk mensejahterkan rakyat dengan berlandaskankonsep sebagai berikut 1). Jika Penerimaan danadi Kabupaten induk bisa dicapai sama dengan jumlah penerimaan dana di kabupaten daerah pemekaran, maka pendapatan perkapita di kabupaten tersebut akan naik sebab jumlah penduduk sedikit. 2). Jikalaupun jumlah penerimaan anggaran tidak bisa mencapai angka penerimaan dana kabupaten induk, namun layanan ke masyarakat tetap bisa ditingkatkan sebab pusat pemerintahan dan pelayanan masyarakat semakin dekat ke perumahan penduduk. 3). Jika ada kabupaten hasil pemekaran tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengelola kabupaten itu telah salah kelola.

Dalam konsep pemekaran, tidak pernah dikenal istilah Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) dibagi dua. Hanya disebutkan bahwa selama masa transisi, kabupaten induk memberikan bantuan yang sifatnya terbatas ke kabupaten pemekaran. Setelah resmi berdiri, maka biaya operasional akan di tanggung sebagian oleh kabupaten induk dan bantuan khusus dari PEMPROV dan DEPDAGRI seperti Toraja Utara saat pertama kali di mekarkan. Idealnya pelayanan ke masyarakat baru akan baik jika jumlah penduduk di kabupaten itu sekitar 50 ribu orang saja.

Dengan adanya wilayah administratif yang baru setingkat kabupaten dampaknya akan positif dan dari sisi lain daerah-daerah yang selama ini terisolasi akan merasakan pembangunan dari segi infrastruktur

Ada jugayang bersaksi bahwa ia ingin menebus dosanya sewaktu penolakan pemekaran Toraja Utara. Saat itu beliau masih mahasiswa, dan mendemo panitia yang hendak memekarkan ternyata beliau ditunggangi oleh orang yang sebenarnya tidak mau melihat Toraja berkembang. Pemekaran Kabupaten Toraja bukan untuk mencabik-cabikkesepakatan. Kesimpulannya kalau bisa Toraja dimekarkan jadi 4 Kabupaten, tambah lagi Toraja Tenggara. (Daerah Bokin, Buntao' Rantebua).

Seorang anggota forum lainnya mengatakan bahwa pemekaran suatu daerah itu ibarat orang tua dan anaknya. Jika sang anak sudah siap untuk membentuk rumah tangga baru maka kewajiban orang tualah untuk membantu proses tersebut. Namun kadang ada orang tua yang tdk merelakan anaknya berpisah dengannya karena menganggap anak ini sangat potensial dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dan merupakan tanggungjawab orang tua juga untuk membiayai kebutuhan anaknya yang baru berumahtangga sampai anaknya itu dianggap betul-betul sudah mapan. Analogi sederhana seperti itu, jadi tidak ada alasan untuk menghalangi suatu daerah untuk memisahkan diri dengan induknya jika memang daerah tersebut sudah siap untuk berdiri sendiri. Pemekaran hanya pemisahan administrasi bukan pemisahan budaya kultur kekeluargaan.

Seorang wiraswasta mengatakan bahwa jika dibandingkan daerah Toraja Barat dengan daerah lain di Toraja maka ada banyak hal yangsangat miris terjadi di Tobar yaitu akses jalan yang belum sepenuhnya terakomodasi, pelayanan kesehatan yang seadanya, kekurangan tenaga guru dan kesehatan sertasebagian besar daerahnya daerah belum teraliri listrik. Oleh karena itu wacana pembentukan Tobar sangat direkomendasikan agar nantinya bisa mengelola sendiri permasalahan yang terjadi di daerahnya

Tujuan pemekaran adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, percepatan pembangunan. Jika ada yang berpikir pemekaran akan mencabik-cabikToraja yang menyebabkan Toraja akan hilangmaka hal ini sangatlah tidak benar. Mengambil contoh di daerah Jawa, Bugis yang terbagi beberapa kabupaten apakah mereka bukan lagi dikatakan orang Jawa, orang Bugis. Sama seperti Toraja Utara danToraja Barat tentu kita tidak akan menghilangkan kata Torajanya. Dengan terbentuknya Kabupaten Toraja Utara, dia sudah merasakan dampak positifnya dimana pembangunan cepat berjalan dan pelayanan sangat dekat. Belum lagi jatah DAU untuk torut, jadi intinya pemekaran sangat menguntungkan jika perlu Toraja menuju Provinsi.

Masalah pemekaran ini sudah dibahas sejak tahun 2000 lalu. Namun anehnya masih banyak saja orang yang tidak bisa membedakan antara pemekaran layanan administrasi dengan wilayah adat. Toraja itu terdiri dari 32 wilayah adat namun tetap saja disebut Toraja.

Kata kuncinya sebenarnyayaitu bagaimana masyarakat diajak mengubah batu, tanah, dan air menjadi duit melalui akses pasar lokal dan ekspor domestiknya saja dulu.Kalau bisa dilakukan dengan metode dan pendekatan yang tepat secara sosio-kultural lokal, maka PAD akan terangkat sendiri tanpa dinaikkan.

Pihak yang Menolak

[caption id="attachment_313751" align="aligncenter" width="300" caption="Menolak (foto:kesehatan.kompasiana.com)"]

1393225981848098171
1393225981848098171
[/caption]

Ada yang khawatir jika Toraja Barat dibentuk maka kedepannya maka tidak adaTondok Lepongan Bulan.Jika tondok Lepongan Bulan masih mau dimekarkan berarti sudah tidak menghargai para pejuang "Topada Tindo" yang sudah mempertahankan keutuhan tondok lepongan bulan dari orang-orangyang hendak mau menjajah. Sebagai generasi muda toraja harus mempertahankan kesatuan/keutuhan daerah Toraja.

Ada juga yang berpendapat bahawa ada sesuatu dibalik pembentukan Toraja Barat yaitu adanya ambisi seseorang yang ingin menjadi bupati. Wacana Toraja Barat sebatas ambisi elit berbagi kekuasaan sangat tidak didukung infrastruktur yang ada. Munculnya ambisi orang yang haus jabatan dengan mengatasnamakan kesejahteraan rakyat padahal kesejahteraan kelompok tertentu. Itu sama saja penipuan berkedok perjuangan.

Seorang bapak mengatakan bahwa ia menolak pemekaran ini dengan alasan mengkhawatirkan darimana nantinya sumber dana untuk menggaji bupati, wakil bupati, sekertaris daerahdan anggota DPRD Toraja, mempertanyakan potensi SDA TorajaBarat dan mengkhawtirkan Toraja barat hendak diexplorasi dan dijadikan tambang oleh oknum tertentu

Saran Dari Berbagai Kalangan

Tak hanya diwarnai pendapat yang pro dan kontra, di dalam forum tersebut ada juga yang memberikan masukan terkait pembentukan Toraja Barat yaitu

Seorangcalon anggota legislatif mengatakanbahwa agar cita-cita itu berimplikasi positif, maka sebaiknya dilakukan lebih dahulu studi/kajian yang komprehensif dan tajam utamanya potensi alamnya sehingga ketika sudah menjadi daerah otonom tidak kebingungan memenuhi Pendapatan Anggaran Daerah .Pemekaran itu tujuannya baik selama mampu memenuhi kebutuhan anggaran sehingga APBD tdk menggantungkan pada DAU dan DAK karena dalam jangka panjang kebijakan politik nasional akan memangkas alokasi DAU-DAK bagi daerah karena beban APBN yang semakin berat. Jika nantinya sudahada hasil pemetaan resourcesnya itu jadi landasan kuat untuk di follow up secara politik dan akan mudah digolkan hingga tataran senayan.

Seorang anggota mengatakan bahwa ketika Kab. Tana Toraja akan dimekarkan, sebenarnya persyaratan pemekaran Kab. Toraja Barat juga sudah hampir lengkap. Hanya tersisa beberapa berkas saja yang kurang dan itu tidak sulit diurus pada waktu itu. Persoalannya adalah ketika itu dua tokoh Toraja yang duduk di bangku pemerintahan serta tim pemekaran berusaha untuk menggolkannya namun karena terlalu banyak opini yang menolak upaya mereka bahkan ungkapan caci maki yang sangat kasar bertubi-tubi mereka terima lewat sms dan telepon pada saat itu yang membuat akhirnya mereka memutuskan mempertaruhkan "nasib" mereka dengan memerkarkan menjadi dua kabupaten saja maka terbentuklah Kab. Toraja Utara.

Ada pula yang mengatakan bahwa perlu dikaji dahulu sumberdaya alam dan sumber pendapatan anggaran daerah karena membangun suatu kabupaten bukan sedikit biayanya. Jangan tergantung dana dari pusat. Jika memang layak setelah ada studi banding , maka ini tidak menjadi permasalahan. Justru lebih bagus supaya perkembangan toraja jauh lebih cepat dan perlu diwaspadai jangan sampai dijadikan sapi perah oleh oknum – oknum tertuntu sebagai ladang koruptor kedepan.

Ada beberapa pihak yang mengkhawatirkan bahwa pembentukan Toraja Barat (Tobar)akan memecah persatuan rakyat Toraja. Seorang bapak mengatakan bahwa pembentukan daerah administrasi baru itu bukan untuk memecah sang torayaan. Beliau mengambil sampel di daerah Luwu dimana walaupun terbagi empat wilayah tetapi mereka tetap dibawah naungan Luwu Raya. Toraja juga begitu walaupun terbagi sampai berapapun tetap namanya Toraya atau sang torayaan. Pemekaran daerah membawa dampak positif yang sangat besar bagi daerah tersebut, disamping pembangunan infrastruktur yang ditangani sendiri, juga sumber pendapatan daerah bisa dikelola maksimal tanpa adanya intervensi luar yang terkesan diskriminatif. Wacana pembentukan Toraja Barat adalah wacana lama bahkan lebih dulu dari Toraja Utaratetapi dengan entah alasan mengapa Toraja Utarayang lebih dahulu disetujui dibanding Toraja Barat.

Tak satupun elemen masyarakat menolak percepatan pembangunan, namun yang menjadi masalah wacana Toraja Barat bukan satu-satunya cara yang ditempuh untuk percepatan pembangunan. Ini juga menjadipekerjaan mudah bagi Toraja Utara untuk memaksimalkan SDA dan SDM nya untuk mengelola sumber-sumber daya tersebut agar pembangunan bisa dipercepat.

Sekarang lagi panas-panasnya perpolitikan,alangkah tidak eloknya jika wacana pemekaran toraja barat ini ditumpangi keinginan untuk saling menjatuhkan. Akan lebih dingin seandainya bukan caleg yang jadi panitia pemekaran atau tunda saja dulu sampai selesai Pilcaleg agar semua pihak lebih jernih dalam berpikir dan mempertimbangkan segala sesuatu.

Apapun alasannya, sebelum pemekaran dilakukan, kita mesti dan bisa mengetahui kemampuan daerah pemekaran. Kita sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan daerah baru dengan melihat kinerja keuangan daerah, kinerja perekonomian daerah, kinerja aparat pemerintah dn pelayanan publik. Daerah baru butuh pemerintahan baru dan segala sarana serta prasarana pendukung, yang semuanya itu butuh biaya besar. Jangan sampai dana yang ada hanya habis untuk mebiayai aparat pemerintahan. APBD habis untuk biaya belanja Pegawai dan DPRD. Belum lagi bila ada potensi korupsi.

Yang menjadi persoalan sekarang adalah ada pada panitianya. Kata kunci di rakyat Toraja Barat & Komisi II DPR-RI, lobby efektif ke jalur menjadi faktor penentunya, namun jangan lupa keputusan ada di fraksi, untuk kemudian masuk di pleno untuk pengukuhan pemekarannya.

Seringkali orang mengalami fobia kalau bicara pemekaran. Sebagian beranggapan bahwa memekarkan wilayah Pelayanan Administratif Pemerintahan seolah-olah hendak membagi-bagi Toraja dalam konteks adat & budaya, padahal bukan seperti itu yang dimaksud. Yang dimekarkan hanyalah pelayanan administrasi pemerintahan saja. Sama seperti daerah Bugis yang terdiri dari beberapa kabupaten tapi mereka tetap suku Bugis.

Seorang anggota forum mengatakan bahwa sebenarnya Pemprov Sulsel sudah menyiapkan anggaran pemekaran sejak tahun 2011 lalu, namun panitia pemekaran di Tana Toraja yang belum siap melanjutkan. Jelang Pemilu masalah ini diangkat lagi karena issue ini sangat efektif untuk mendapat dukungan suara bagi para caleg yang menjadi promotornya.

Toraja Utara memiliki kondisi sosial masyarakat yang sangat majemuk. Belum lagi struktur masyarakat adat yang kental daan serta hubungan kekerabatn yang kuat seringkali membuat Bupati tak bisa berbeuat apa2 krn tekanan keluarga dan tim sukses nya. Di Toraja Barat, masih berlaku sistem kepemimpinan tradisional yang langgeng dimana masyarakat sangat menghormati pemimpin mereka. Dengan modal spt ini maka peluang bagi Toraja Barat untuk lebih sejahtera di banding Toraja Utara akan terbuka lebar.

Secara prinsip pemekaran daerah bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga kesejahteraan lebih cepat terwujud . Sebelum mengusulkan pemekaraan , dibutuhkan kajian secara mendalam dan komprehensif yang namanya study kelayakan terhadap kondisi aktual daerah yang bersangkutan. Kajian komprehensif yang didasarkan pada kajian politis, kajian sosial-budaya, ekonomis dan geografis. Kajian terhadap empat persfektif tersebut harus ditopang potensi teknis antara lain : - potensi natural resources ( potensi sumber daya alam ) - potensi human resources ( potensi sumber daya manusia ) -potensi jumlah penduduk - potensi luas wilayah - sarana – prasarana pemerintahan. - potensi pertahanan & keamanan.

Salah satu hal yang paling signifikan menjadi dasar teknis yang harus dipastikan adalah darimana sumberPendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini sangat terkait pada potensi natural resources dan konsep pengelolaannya. Sebuah daerah otonom kedepan tidak bisa lagi banyak berharap dari alokasi anggaran DAU + DAK pemerintah pusat karena postur APBN pemerintah pusat yang sudah sangat berat dan terbebani , sehingga kebijakan pengelolaan APBN kedepan akan mengalami penurunan alokasi DAU + DAK ke daerah-daerah. Dengan demikian masing masing daerah akan mengandalkan PAD masing-masing untuk memenuhi APBD. Jika kita berkaca pada prosentase anggaran APBD dua kabupaten Toraja (Torut+Tator), sumber PAD kedua daerah ini hanya berkonstribusi 5% dari total APBD. Jika Toraja Barat ingin dimekarkan maka sebaiknya pastikan dulu potensi utama untuk memenuhi PAD daerah tersebut jika sudah menjadi Kabupaten sendiri.

Dari beberapa kajian dan evaluasi yang dilakukan oleh Depdagri terhadap penerapan otonomi daerah terkait pelaksanaan UU 32 tahun 2004 maka 70% daerah baru tersebut mengalami kegagalan , dan kegagalan utama adalah di pengeloaan keuangan daerah yang tak mampu memenuhi kemandirian dana karena minimnya PAD sehingga peningkatan PAD digenjot oleh kepala daerah dengan melakukan berbagai pungutan / pajak yang endingnya justru menyusahkan masyarakat di daerah yang bersangkutan. Alih-alih pemekaran untuk kesejahteraan masyarakatnya, malah yang terjadi malah sebagian daerah justru memeras rakyatnya dengan pajak-pajak yang berat dan pungutan yang miss orientasi.

seorang anggota forum menyatakan dukungan pemekaran Toraja barat, dengan catatan daerah ini harus DwiMandiri yaitu : 1. Mandiri dalam APBD ( PAD minilal 30-50 % dari APBD ) dan 2. Mandiri dalam tata kelola Sumber Daya Manusia terkait SDM yang nantinya mengisi birokrasi pemda.

Kondisi DaerahPemekaran Di Indonesia

Sejak tahun 2010, Presiden Susilo bambang Yudhoyono mengumumkan, 70-80 persen daerah pemekaran dinilai gagal. Pemekaran hanya menjadi ajang pembagian kursi jabatan bagi elite politik dan menciptakan raja-raja kecil di daerah. Kita tentunya tak inginmengalamai apa yang dialami kabupaten-kabupaten lainnya. Oleh karena itu, hal ini adalah tantangan bagi tim pemekaran nantinya membuktikan bahwa Toraja Barat mampu menunjukkan eksistensinya sebagai calon kabupaten sehat baik dari sisi administrasi,ekonomi,kesejahteraan rakyat, tata kelola dan transparansi pemerintahan.

Hutan, gunung yang mengandung sumber daya mineral terus dikeruk dan dieksploitasu demi mengejar pendapatan daerah.Namun, yang terjadi bukan peningkatan asli daerah, malah bencana banjir dan longsor yang datang silih berganti. Dari sisi global,pembukaan hutan dan alih fungsi hutan menjadi perkebunan, tambang, pembangunan infrastruktur,berperan dalam menyumbang pelepasan dan pengurangan tangkapan emisi yang ujung-ujungnya menyebabkan efek gas rumah kaca.

Sikap Saya Sebagai Seorang Pemuda Toraja

Ditengah polemik pembentukan Toraja Utara, saya pribadi sebagai seorang pemuda Toraja, hanya menginginkan yang terbaik bagi daerah Toraja. Adanya transparansi publik dalam tata kelola pemerintahan dan pemerintah Toraja bisa mengayomi seluruh masyarakat dalam menyajikan pelayanan yang nomor satu bagi masyarakatnya. Tidak ada birokrasi yang begitu rumit dan adanya pelayanan yang jelas dan cepat. Mudah-mudahan tidak ada unsur politis dalam pembentukan Toraja Barat ini karena masyarakat sudah cerdas bisa memilih mana orang yang memang punya perhatian dan ketulurasa bagi daerahnya dan mana orang yang hanya modus mengincar tujuan tertentu. Alangkah bijaknya pula jika kita melakukan survei dan jejak pendapat dengan masyarakat di Toraja Barat apakah mereka setuju atau tidak.

Mari kita bergandengan tangan mewujudkan Tana Matarik Allo, Tondok Lepongan Bulan.Misa Kada dipotuo pantan kada dipomate. Meoli komi siulu’.Aihi..hi

Salam pemuda Toraja , mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar, Heriyanto Rantelino

Facebook:   Heriyanto Rantelino Twitter: @Ryan_Nebula 085242441580

1366650424820653282
1366650424820653282

Artikel Yang Terkait dengan Toraja dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Silahkan Klik)

Mengintip Kemeriahan Festival Budaya Internasional di Tana Toraja

Tips Jalan-Jalan ke Tana Toraja ala Pemuda Toraja

BATITONG, Roh Gaib dari Tana Toraja (Kepercayaan Masa Lampau)-Mitos Toraja bagian 1

Mistisnya Tana Toraja Episode Jimat di Bumi Lakipadada (Mitos Toraja bagian 2)

Po’pok ,Hantu asal Tana Toraja (Mitos Toraja bagian 4)

Tanda dari Hewan Sebagai Pembawa Pesan Alam dalam Kepercayaan Masyarakat Toraja ( Mitos Toraja bagian 5)

Londe, Pantun Tradisional dari Tana Toraja

Karume, Teka-teki dari Tana Toraja

Inilah Wanita yang Tepat Memegang Gelar Rambut Terpanjang di Dunia (Asal Toraja)

15 Benda Keramat dari Tana Toraja

Lima Benda Penolak Santet dari Warisan Leluhur Toraja

Eksotika Pasar Bolu, Pasar Sejuta Pesona di Tana Toraja (Pasar Kerbau Terbesar di Dunia)

Pesona Danau Unhas Makassar

Daftar Alamat dan Telepon Perwakilan Bus di Kota Makassar menuju Toraja,Palopo ,Masamba dan daerah lainnya

10 Tempat Jelajah Kue dan Roti di Makassar

Ketika Ratusan Photographer Makassar Berkumpul Mempromosikan Bangunan Sejarahnya

Pentingnya Promosi Online Dalam Memajukan Pariwisata Indonesia

Pro dan Kontra Rencana Pembentukan Kabupaten Toraja Barat

Navigasi Tradisional ala Pelaut Sulawesi Selatan

Ekowisata, Gudang Harta dan Wisata Yang Belum Tergali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun