Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Nasib Tragis Sang Calon Legislatif

11 Februari 2014   19:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang terlintas rasa kasihan pada calon-calon anggota legislatif. Pasalnya, di satu sisi rakyat menginginkan mereka sebagai pembawa aspirasi, namun di sisi lain mereka dijadikan menjadi gudang uang oleh oknum tertentu. Contoh kasus di salah satu daerah di Sulawesi Selatan, sekelompok masyarakat memanfaatkan ajang ini untuk “ memeras” sang Caleg. Ada yang mengirimkan proposal dana dengan dana fantastis, ada yang melakukan penjualan barang dagangannya ke rumah sang caleg dan ada pula sekelompok pemuda yang menyasar sang caleg sebagai penyandang dana kegiatan mereka terutama menjalankan bazar ke rumahnya. Harga Rp. 20.000 disulap khusus menjadi Rp. 100.000. Mereka pun datang berombongan dengan trik bahwa mereka pasti akan memilih sang caleg.Jika sang caleg hanya memberikan bantuan seadanya, maka orang –orang tersebut mencibir bahwa sang Caleg tersebut pelit dan tidak layak dijadikan pilihan.

Belum lagi tim pemenang beberapa caleg yang “nakal” seolah-olahmereka hendak menjadikan caleg tersebut untuk menambah pundi-pundi uangnya. Ada yang minta televisi layar datar, minta disediakan rokok dalam jumlah tertentu setiap hari, dan beberapa tindakan yang macam-macam yang terbilah wah.

Pada dasarnya, tidak semuanya caleg punya keuangan yang baik. Lalu bagaimana dengan caleg yang benar-benar hendak perjuangkan rakyat, namun hidup dalam keterbatasan ekonomi. Apakah mereka tak layak dipilih? Bukankah kegiatan diatas sama halnya dengan politik uang. Bagaimana bisa menciptakan kegiatan pemerintahan yang baik jika rakyatnya saja sudah demikian. Menurut saya, rakyat dan tim pemenangan calegyang baik adalah orang yang tidak neko-neko, sering berdiskusi dengan sang caleg dalam hal menyampaikan permasalahan yang kruasial di daerah pemilihannya , menjadi promotor yang baik dalam mengawal sang calon yang benar-benar dianggap kader berkompeten dan berintegritas.

Menyangkut ongkos-ongkos tersebut, yah mintalah yang sewajarnya , jangan terlalu banyak menuntut mereka. Toh, pasti ada uang pengertian dari sang caleg kok tapi dalam batas seadanya saja. Mereka saja sudah pusing dengan perolehan suara yang mereka dapatkan nantinya, jangan pula ditambah dengan jumlah uang yang hendak mereka gelontorkan.


Apa anda tidak tega jika caleg yang anda "peras" dan tidak berhasil masuk dalam panggungpemerintahan harus berakhir di rumah sakit jiwa?

Salam mahasiswa Universitas Hasanuddin, Heriyanto Rantelino
Facebook:   Heriyanto Rantelino
Twitter: @Ryan_Nebula
085242441580

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun