Data statistik menunjukkan bahwa penduduk Tana Toraja terdiri dari 90% agama Nasrani, 8 % agama Islam dan 2% agama Hindu dan Budha. Walau begitu, masyarakat Tana Toraja tak mengenal adanya embel-embel agama mayoritas atau minoritas karena istilah tersebut memberi kesan adanya sekat-sekat diantara penduduk.
Banyak orang luar yang salut dengan kisah toleransi yang begitu kuat di Toraja. Bagaimana tidak, hingga saat ini, tak pernah ada kabar tentang adanya pertikaian antar warga yang dipicu oleh masalah agama (silahkan saja cek beritanya di internet ). Inilah yang membuat saya bangga menjadi warga daerah Tana Matarik Allo, Tondok Lepongan Bulan yang masyarakatnyabegitu rukun dalam bingkai toleransi. Masyarakat menepis stigma buruk tentang konflik yang sering dipicu oleh perbedaan agama dan kepercayaan. Sekedar info tambahan, penduduk yang beragama Muslim di Toraja kebanyakan berprofesi sebagai pengemudi bentor (becak motor), wirausahawan, tenaga pendidik, dan pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sejak kecil, orang tuaku sudah menanamkan sikap untuk belajar menghargai sesamatanpa mempermasalahkan adanya perbedaan termasuk perbedaan keyakinan. Orang tua sering mengajak bersilahturahmi dengan tetangga/kerabat sekitar. Contohnya saja, jika hari raya Idul Fitri tiba, orangtua sering berkunjung ke rumah tetangga yang notabene hanya ada beberapa saja beragama Muslim. Sebut saja keluarga Mas Bayu, pedagangsiomay dan obat-obatan asal Jawa dan juga keluarga Bapak Atto, seorang pengusaha meubeldi Pasar Pagi Rantepao.
Begitu juga dengan euforia Ramadhan di kota kecil ini. Anak-anak yang menyalakan petasan bukan hanya kaum Muslim tetapi juga kaum Kristen. Mungkin mereka masih kecil untuk memahami arti sebenarnya dari Ramadhan, tetapi yang menjadi poin yaitu orang tua mereka membolehkan anak-anaknya menyatu merayakan hari kemenangan ini.Mau bukti, coba jalan-jalan seputaran daerah Bambu Kuning atau daerah Karassik.
Kearifan lokal penduduk Toraja yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi baik sesama warga Toraja maupun pendatang, menciptakan nuansa rukun, damai dan tenteram.
Saya berharap agar persaudaraan kaum Nasrani, kaum Muslim dan penganut agama lainnya tetap saling berangkulan membina rasa persaudaraan, kerukunan dan kedamaian dalam berbagai lini kehidupan.
Salam toleransi dari mahasiswa Universitas Hasanuddin asal Rantepao, Tana Toraja, Heriyanto Rantelino
Facebook:Â Heriyanto Rantelino
Twitter:Â @Ryan_Nebula
No Kontak :085242441580
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI