Kemarin, Duta Besar Iran untuk Indonesia menyambangi kampus Universitas Hasanuddin. Kedatangan beliau dalam rangka mengisi kegiatan Seminar Internasional bertemaAksara Jawi dan Kajian Persia. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Bapak Hojjatullah Ebrahimian, Ph.D selaku kepala kebudayaan Republik Islam Iran, Prof. Abdul Hadi WM dari Universitas Paramadina, Prof. Dr.Azyumardi Azra dari UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Bastian Zulyono dari Universitas Indonesia dan masih banyak lagi. Agaknya hanya saya yang beragama Nasrani yang datang dalam kegiatan ini. Namun sebagai seorang pecinta budaya dan sekaligus mewujudkan toleransi, tak ada salahnya ikut kegiatan ini sembari menambah pengetahuan baru.
Ada beberapa hal yang menarik yang dipaparkan pemateri. Adapun salah satu yang menarik perhatian yaitu materi yang dibawakan oleh Bapak Bapak Hojjatullah Ebrahimian mengenai konsep Safar dalam literatur Irfan. Selaindalam ajaran IslaM, rupanya Safar pun dibahas oleh agama-agama lain termasuk Nasrani dan Hindu Budha. Adapun ringkasan materi yang disampaikan beliau yaitu sebagai berikut
Manusia dalam perjalanan kehidupannya senantiasa mencari kesempurnaan yang diharapkan. Dalam usaha pencarian ini ia dihadapkan kepada beberapa pekerjaan dan perilaku yang salah satunya dalam sepanjang sejarah adalah safar dan travelling.
Sang Lisanul Ghaib, Hafez mengatakan “Tempuhlah perjalanan dengan umur dengan meringankan beban diri dari ketergantungan kepada materi karena perjalanan umur sangat pendek dan bila berlalu tidak dapat kembali ( Hafez, hal 118). Manusia di dunia ini sebagai musafir karena ruhnya berasal dari esensi malaikat samawi diutus dari alam atas ke alam bawah untuk mencari dan mewujudkan kesempurnaanya, ia akan kembali kepada esensi malaikat dan bergabungke alam atas kembali ( Nasafi, hal 53)
Safar ini terlaksana dengan dua bentuk; safar afaqi yaitu menjelajahi dunia untuk membangun kehidupan dengan menambah pengalaman dan pengetahuan dengan wawasan yang terbuka dan transparan dan demikianlah perintah Tuhan. Bentuk kedua dari safar yaitu safar anfusi yaitu pengembaraan batin dengan target perjumpaan dengan Sang Kekasih Yang Maha Abadi dengan melakukan berbagai riyadhah dan penyucian diri ( tahdzibun nafs) oleh musafir yang bergegas menempus jalan haq dan hakikat dengan hati yang bening seperti kaca, bersih dari segala bentuk debu dan kotoran.
Kata Safar dalam literatur Irfan terkadang digunakan bersinonim dengan kata “mati” karena dalam pemikiran Irfan, mati juga adalah sebuah safar (perjalanan) dari dunia fana menuju alam abadi, seperti yang dicontohkan oleh Nasir Khosru ketika berkata “Engkau harus mengambil bekal ketaatan kepada Tuhan. Karena hanya ketaatan kepada-Nya lah bekal kita dalam kesulitan safar (kematian)
Allamah Husaini Tehranu berkeyakinan bahwa musafir dalam perjalannya (sair dan suluk) akan menghadapi beberapa hal yang harus dijaga seluruhnya secara baik dan sempurna yang hanya kita disebutkan sesuai urutan tulisan beliau tanpa memberikan penjelasan: 1. Meninggalkan kebiasaan dan formalitas
2.Kebulatan tekad
3. Kasih sayang dan toleransi
4. Kesetiaan
5.Kontinyuitas
6. Penjagaan dan kewaspadaan ( Muraqabah)
7. Kalkulasi dan Evaluasi ( Muhasabah)
8. Mencela dan memberikan saksi terhadap diri sendiri ( muakhadzah)
9. Bersegera dan tidak menunda-nunda dalam melakukan kebaikan (musara’ah)
10. Iradah
11. Menjaga adab
12. Niat
13. Diam
14. Lapar dan sedikit makan
15. Menyendiri ( khalwat)
16. Terjaga di waktu sahur, menjelang subuh ( Sahar)
17. Selalu dalam keadaan bersuci)
18. Selalu dalam kekhusyu’an
19. Menjauhi kenikmatan
20. Menjaga rahasia
21. Syeikh dan guru
22. Wirid
23. Menghindari angan-angan dan kosong pikiran hampa
24. Berdzikir
25. Berpikir
Tiga tahapan terakhir yaitu menghindari angan-angan dan kosong pikiran hampa, berdzikir, berpikir merupakan hal penting untuk mencapai tujuan utama dan banyak orang yang tertinggal di tengah perjalanan dan tidak dapat mencapai tujuan karena berhenti di salah satu dari tiga tahapan ini ( Risalah Lubbul Lubab, halaman 103-139 dengan ringkasan)
Safar dalam Perspektif Agama-Agama Lain
Selain ajaran Islam dan ajaran-ajarannya yang memberikan perhatian khusus terhadap Safar, tujuan-tujuan dan hasil-hasil yang didapatkan darinya; agama-agama lain juga membahas topik ini, pengaruh dan perannya dalam kehidupan yang berikut ini disebutkan secara singkat beberapa contohnya:
Dalam agama Nasrani, Safar dilakukan oleh Tuhan Yesus dimana Tuhan Yesus mengalami penuh kesulitan untuk menyebarkan ajaran-Nya. Dia menanggung resiko keterasingan dan penderitaan serta berjalan dari satu tempat ke tempat lain. Izzuddin Al Kasyani berkata: Beliau menghabiskan umur dalam safar dan bahkan tidak menyebarkan agama di satu tempat saja ( Kasyani, hal 264)
Dalam agama Hindu-Budha disebutkan tentang sosok “Budha”, riyadhah dan penempatan dirinya sebagai berikut “ ... Ia menyendiri di kedalaman hutan, datang dengan sekelompok pengemis di penjuru dunia, hidup iklas dan inabah dan mengembara selama 6 tahun dalam mencari keselamatan sejati dan kebahagiaanhakiki dari setiap tempat (Tarikh-e Jame’-e Adyan, hal 180). Jahidh berkenaan dengan karakter khusus para pengikut agama Hindu-Budha menulis “... Mereka adalah pengembara dan pengembaraan bagi mereka seperti tawaqquf (pemberhentian) dan uzlah (pengasingan diri) kaum Nestorian di biara-biara ; komunitas ini senantiasa melakukan safar dan pengembaraan.
Dalam agama Yahudi juga memaparkan safar dan safar-safar para nabinya dam secata khusus disebutkan Nabi Ibrahim as demikian” ... Nabi Ibrahim as lah orang pertama yang meninggalkan dunia beserta kenikmatannya dan..., merasakan kesulitan, kesendirian dan keterasingan sebagai sebuah hal yang mudah di sisi kenikmatannya dan..., merasakan kesulitan, kesendirian dan keterasingan sebagai sebuah hal yang mudah di sisi kenikmatan cinta kepada Yang Maha Haq SWT, jauh dari tanah air, sahabat dan handai tolan dan melangkah untuk menghancurkan berhala ( Attar, hal 51).
Demikianlah sepenggal materi yang saya dapatkan dari kegiatan ini. Semoga apa yang disampaikan dapat memberikan suatu pencerahan bagi kita semua.
Salam Toleransi dari mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar, Heriyanto Rantelino
Facebook: Heriyanto Rantelino Twitter: @Ryan_Nebula
No Hp : 085242441580
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H