Saya terbilang cukup aktif dalam pelayanan gereja ketika masih duduk di bangku SD sampai SMA di kampung halaman saya di Toraja Utara. Ketika menginjak bangku kuliah, saya lebih aktif di pelayanan persekutuan mahasiswa teknik perkapalan, tempat saya menimba ilmu.  Dan ketika mulai bekerja selama  kurang lebih hampir 7 tahun di Papua, saya  hanya pergi ke gereja saja dan tidak terlibat di kegiatan pelayanan gereja. Ada kerinduan untuk ikut terlibat, tapi sayang sekali kurang diwadahi.
Di Tahun 2022, saya pindah ke Bangka Belitung berhubung saya dinyatakan lulus sebagai salah satu ASN di Belitung Timur. Salah satu resolusi saya adalah semoga saya mendapat gereja yang mampu memberikan kesempatan melayani sekecil apapun itu yang dilakukan. Dan harapan saya terwujud, karena dipertemukan dengan Jemaat Gepekris Selumar di Kabupaten Belitung Timur.
Awal saya mengenal gereja ini adalah ketika saya masih kost di daerah Selingsing. Ketika saya menanyakan gereja terdekat, Ibu/bapak kost saya mengatakan bahwa ada gereja di kawasan Selumar. Ketika berkunjung ke kawasan rekreasi Kampung Reklamasi, Bapak kost saya memperlihatkan lorong masuk ke kawasan gereja tersebut . Di depan lorong tersebut ada papan penunjuk arah bahwa ada gereja di dalam lorong tersebut.
Saat tiba hari Minggu, dengan modal nekat, saya memasuki lorong ini. Dan ternyata dapat, gerejanya cukup besar dan arsitektur interior dan eksteriornya bagus juga. Â Terlihat jemaatnya didominasi oleh orang Tionghoa. Sempat terbesit kekhawiran, apakah saya diterima dengan baik di tempat ini atau tidak. Tak disangka, setelah acara ibadah selesai, pendeta di tempat ini malah mempersilahkan saya memperkenalkan diri di tengah jemaat. Kesan pertama yang membuat saya terkesima.
Tak terasa saat ini sudah tahun 2024, dan itu menandakan bahwa saya sudah dua tahun bergereja di tempat ini. Banyak pengalaman baru yang saya alami termasuk dilibatkan dalam kegiatan pelayanan seperti memimpin doa persembahan, doa syafaat, membawa persembahan hingga diberikan kesembatan sebagai singers. Tak hanya itu, warga jemaatnya menunjukkan kepedulian kepada saya apalagi kalau saya tidak sempat datang gereja. Pasti ditanyain alasannya. Pokoknya saya berasa berada di tengah keluarga sendiri.