Noken itu tak mudah dibuat, hanya yang memiliki keahlian merajut yang kelak bisa menghasilkan sebuah mahakarya noken yang indah. Begitu juga dengan kamu, tak mudah untuk merajut hubungan dengan kamu.Â
Ngambekmu, sikap masa bodoh, kebiasaanmu yang aneh, tapi semuanya itu saya terima apa adanya karena itulah perbedaan yang membuat saya justru makin sayang kepadamu.
Noken itu dirajut dengan penuh kesabaran dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa kelar. Begitu juga hubungan kita ini yang dilalui dengan penuh kesabaran.Â
Saya akan berusaha menjaga kepercayaan darimu, berikrar tidak mengecewakanmu dan akan menepati janji yang pernah kita ucapkan bersama di Kali Mayon.Â
Kelak saya akan menjadi calon bapak yang baik bagi anak-anak kita kelak. Saya akan senantiasa sabar layaknya orang-orang dengan sabar memancing datangnya ikan menyambar umpan kail di muara Pomako.
Noken itu tidak dijual di sembarang tempat di Indonesia dan agak susah mendapatkannya karena noken diperjualbelikan hanya di tempat tertentu saja. Begitu juga dengan kamu yang begitu susah menemukan sosok wanita yang punya kepribadian, kerja keras, rasa sayang dan rindu seperti dirimu. Â
Penutup
Noken telah menjadi dasar falsafah hubungan kita. Noken begitu berharga bagi orang Papua, begitupula dengan kamu yang begitu berharga buatku. Tetaplah kuat dan tetaplah unik karena kelak saya akan meminangmu dalam waktu dekat ini.
Penulis
Kaka Heriyanto Rantelino
Facebook:Heriyanto Rantelino
Instagram :@ryanlino7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H