Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jatuh Hati pada Pesona Suku Kei di Tanah Papua

1 November 2017   20:19 Diperbarui: 8 Juni 2018   10:14 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Screenshot YouTube, A Takur

Saya percaya bahwa setiap orang itu punya sisi kebaikan tanpa memandang dia berasal dari agama, suku, atau ras tertentu. Hanya saja ada orang-orang yang pikirannya pendek yang menjadi pihak provokator orang-orang di sekitarnya agar turut membenci suatu suku atau agama tertentu. Saya kebetulan pernah menghadapi orang demikian dan hampir termakan bualannya

                                                                                                                    ***

Baru beberapa minggu menginjakkan kaki di Timika, salah satu daerah di Papua , saya bertemu dengan beberapa kawan baru. Mereka sempat berusaha menceritakan tabiat-tabiat buruk dari suku tertentu. Salah satu ceritanya mengiring saya untuk turut membenci  orang-orang dari Suku Kei. Karena saya masih tergolong baru, saya sempat termakan doktrin dan merasa paranoid terhadap keberadaan orang-orang dari salah satu suku di Maluku ini.

Namun semakin lama saya tinggal di Papua, anggapan tersebut terpatahkan. Hal ini saya rasakan sendiri dimana  cukup orang dari suku Kei di tempat kerjaku. Mulai dari pimpinan tertinggi saya sampai staf-staf honorernya .Nama-nama seperti Bapak Johannes Rettob, Ibu Bernadeta Renyaan, Bapak Octovianus Rahanjaan, Pak Dave Richard Taritatu, Ibu Silveria Wenehenubun, Agricola K.H. Sutejo, dan masih banyak lagi adalah representasi orang dari Suku Kei yang menyambut saya dengan hangat. 

Dari  orang-orang yang membuat saya mengerti bahwa tidak semuanya orang Kei itu seperti apa yang orang ceritakan. Orang-orang ini sudah saya anggap sebagai rekan kerja sekaligus guru saya yang memperlengkapi saya banyak hal. Ada yang mendidik saya memahami administrasi perkantoran, mengajarkan saya tentang kemampuan teknis menangani suatu kegiatan perkantoran, menginspirasi saya menjadi orang yang giat menggapai cita-cita dan masih banyak lagi.

Sebagai pimpinan tertinggi di instansiku, Pak Johannes Rettob punya otoritas untuk menyetujui dan membatalkan status seorang pegawai honorer. Beliau bisa saja memberhentikan saya jika beliau sentimen kepada suku tertentu. Tapi Beliau tak melakukan hal itu. Beliau menilai orang secara profesional berdasarkan kinerjanya di kantor.  

Ada juga Ibu Bernadeta Renyaaan, yang mengajari saya tentang administrasi perkantoran dan keuangan serta sering menanyakan kondisi saya sewaktu tidak masuk kerja.  Naluri keibuannya terbagi merata ke semua staf tanpa terkecuali.  Sesekali Ibu ini malah traktir saya disaat perut lagi keroncongan. Ada juga Herdy, teman sesama honorer, yang memperbolehkan gazebo depan rumahnya sebagai tempat tongkrongan nyaman bagi kami. Juga kepada Bapak Oktafianus Rahanjaan yang memiliki aura kebapakan, tidak pernah membeda-bedakan orang dalam berkomunikasi dan bertukar pikiran dan mampu mengayomi kami di tempat kerja. 

Tak elok jika hanya karena satu orang saja berbuat jahat sehingga kita menjudge bahwa asal daerah orang itu semuanya jahat. Tak pantas kita pukul rata semuanya karena itu hanya ulah oknum-oknum tertentu saja. Satu pelajaran yang saya dapatkan bahwa kita tak boleh menjudge sebuah suku bahwa semua orang dari suku itu sebagai biang keributan. 

Tak baik pula kalau kita turut menjadi pihak provokator agar orang-orang membenci suku tersebut. Buktinya, saya sudah alami sendiri bahwa ada banyak  orang dari Suku Kei kok yang baik-baik. Kepedulian dan perhatiannya membuat saya jatuh hati menjadikan mereka sebagai sosok teman, rekan kerja, guru bahkan keluargaku. Saya sebagai anak muda Suku Toraja  mengucapkan banyak terima kasih kepada Beliau-Beliau yang memperlengkapi saya dengan banyak hal dan telah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya  di Kota Timika, Papua.  #StopJadiProvokator

Penulis:

Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Papua/ Penggemar Johannes Rettob
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun