Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meresapi Makna dari Kitab Amsal dan Perpuluhan di Papua

13 November 2016   17:13 Diperbarui: 20 Maret 2017   20:01 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memutuskan beranjak dari Makassar ke Papua  di Bulan Mei 2016 boleh dikata adalah salah satu bentuk keluar dari zona nyaman. Dari daerah yang banyak kegiatan yang bisa  saya lakukan dan banyak relasi yang bisa diajak bekerjasama menuju ke daerah dimana orang yang saya kenal bisa dihitung jari dan tak ada bayangan kegiatan apa yang akan saya lakukan di sana.

Saya masih ingat dengan khotbah Ibu Ps. Mila yang mengatakan bahwa kala kita berada di daerah asing,  maka salah satu pedoman pas di daerah perantauan tersebut adalah Kitab Amsal. Dengan jumlah 31 pasal, maka cukup membacanya satu pasal sesuai tanggal di Bulan itu misalnya hari ini tanggal 13 November maka cukup membuka Kitab Amsal Pasal 13. Ini tak menguras banyak waktu kok,  maksimal dibutuhkan  waktu 3 menit untuk membaca dan meresapinya. Kitab Amsal berisi nasehat, pedoman dan teguran yang menurut saya Pas dengan kehidupan saat ini. Bagaimana menyikapi pergaulan di sini, menghadapi sikap iri, bersikap masa bodoh pada pandangan miring orang, dan tetap mempertahankan prinsip hidup.

Selain itu, di Papua saya mulai mengenal dan belajar sedikit demi sedikit tentang mujizat di balik Persembahan Perpuluhan (dalam ajaran Islam  dikenal dengan Zakat). Secara pribadi, saya memaknainya sebagai ucapan syukur masih bisa bertahan hidup di daerah yang kata orang rawan konflik, saya dan keluarga tetap dalam kondisi sehat, dan mendapatkan teman-teman yang baik, diajak tukar pikiran, bisa mendukung  dan bisa diajak kerjasama. Ditengah job desk yang boleh dikata 50% baru bagi saya, senantiasa ada yang membimbing.   Intinya tak menemui kendala yang berarti.

Ini baru sebagian refleksi hidup berada di bagian paling Timur Indonesia. Saya yakini akan banyak inspirasi dan pengalaman hidup yang akan saya dapatkan di sini. Semoga kita senantiasa dalam perlindungan-Nya. Selamat hari Minggu. YHBU

Penulis:

Heriyanto Rantelino, staf Honorer Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua

branding-untuk-dunia-kerja2-58283c87bf22bd8b198a6b53.jpg
branding-untuk-dunia-kerja2-58283c87bf22bd8b198a6b53.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun