Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Nature

Langkah Menuju Indonesia Hijau

5 Januari 2013   21:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:28 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_226067" align="aligncenter" width="595" caption="Indonesia Hijau id.grafisia.com"][/caption] Perseteruan sektor korporasi dengan aktivis lingkungan adalah perseteruan klasik dan hampir dianggap abadi.Karena itu,jangan terlalu mengharapkan rekonsiliasi. LSM selalu melihat korporasi sebagai penjahat lingkungan .Sebaliknya,korporasi selalu melihat LSM sebagai duri dalam daging .Selalu saling curiga dan saling menuduh adalah nature mereka.

Banyak perusahaan yang karena persinggungan intensifnya dengan lingkungan terus dikritisi aktivis lingkungan.Perusahaan kehutanan,pulp dan kertas,serta pertambangan adalah contoh perusahaan yang sering menjadi bulan-bulanan aktivis lingkungan

Tetapi akhir akhir ini ,makin banyak perusahaan yang makin merasa perlu mengumumkan dan memperlihatkan bahwa mereka peduli terhadap pada lingkungan.Gejala ini terlihat semakin kuat utamanya pada lima sampai tujuh tahun terakhir. Pada periode ini ,istilah Go Green atau Going Green makin mengemuka.

Saat ini bermunculan kesan sejumlah perusahaan berbicara isu lingkungan.Ada kesan mereka ingin mencitrakan diri sadar lingkungan dan sudah melakukan sesuatu untuk lingkungan. Di beberapa proyek pembangunan mulai muncul plakat yang menyebutkan bahwa kontraktor pembangunannya adalah “Kontraktor Hijau” atu “kontraktor berwawasan lingkungan”.Di banyak produk konsumen sudah mulai muncul tanda yang menunjukkan produk tersebut “berwawasan Lingkungan.”

[caption id="attachment_226069" align="aligncenter" width="300" caption="Indonesia Hijau galuh13.blogspot.com"]

1357397391760950811
1357397391760950811
[/caption]

Salah satu perusahaan penyewaan kendaraan bermotor juga mengklaim menyewakan kendaraan kepada mereka yang lebih berwawasan lingkungan.Klaim bahkan ditambah dengan sopir-sopir mereka sudah mendapat pelatihan teknik menyetir dengan dampak lingkungan minimal.

Salah satu perusahaan pertambangan dan eksportir batu bara mengklaim produknya sebagai “ Enviro-Coal” atau batu bara yang berwawasan lingkungan.

Di kalangan perbankan kemudian mulai klaim sebagai “Bank Hijau” dengan beberapa program lingkungannya.Beberapa bank investasi dan private equity sudah menyiapkan penampungan dan penyaluran dana untuk investasi yang berwawasan lingkungan. Bahkan pemerintah telah menyediakan tempat khusus untuk investasi yang berwawasan lingkungan

Secara perorangan ide” Going Green “juga makin populer. Produk-produk dengan kalimat “Green” semakin digemari.Kendaraan kecil hemat energi yang dikenal dengan city cars juga semakin digemari. Kendaraan kecil hemat energi yang dikenal dengan city cars juga semakin digemari. Kendaraan dengan mesin Hybrid,gabungan mesin biasa dan mesin listrik juga mkin banyak terlihat di jalan-jalan.Pilihan untuk berbelanja dengan tas belanja sendiri untuk mengurangi konsumen tas plastik menjadi semakin populer. Kesadaran lingkungan mulai diterjemahkan menjadi perilaku pribadi yang berwawasan lingkungan.

Ide “Going Green” secara pribadi ini juga sudah mulaitercermin dalam,misalnya ,pilihan desain rumah.Arsitektur rumah yang berwawasanlingkungansemakin dicari dan digemari. Beberapa acara televisi mulai menyoroti “Green Living”.Komisi untuk menentukan standar bangunan hijau sudah pula hadir di Indonesia untuk memberikan pedoman pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Semua gerakan dengan sejumlah klaim ini memperlihatkan kemajuan sangat berarti terkait lingkungan hidup tujuh tahun belakangan ini .Pengarusutamaan isu lingkungan dalam kepentingan ekonomi,bahkan dalam skala mikro ,mulai menampakkan bentuknya.

Disadur dari buku "Rachmat Witoelar dan Perubahan Iklim" karya Wisnu Nugroho.

Salam Perubahan, Heriyanto Rantelino Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar asal Tana Toraja Facebook:   Heriyanto Rantelino Twitter: @Ryan_Nebula No: 085242441580

1366650424820653282
1366650424820653282

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun