[caption id="attachment_331111" align="aligncenter" width="460" caption="Dok:News.Detik.com"][/caption]
Masa-masa kampanye presiden menimbulkan euforia tersendiri dalam masyarakat. Ada yang menyatakan sikap pro dan kontra terhadap sosok calon presiden. Masyarakat dengan bebasnya mengemukakan kelebihan capres pilihannya dan ada juga yang mengurai keburukan calon presiden lainnya. Penulis menemukan beberapa hal yang tak disangka bisa terjadi selama masa pesta demokrasi tahun ini yaitu:
1.Ada beberapa orang yang selama ini saya jadikan sosok teladan baik itu karena pemikirannya, tutur katanya yang sopan, memiliki etika yang baik, namun saat masa kampanye pemilihan presiden ,mereka berubah menjadi sosok yang arogan, emosi yang meluap-luap bak orang yang kesurupan. Dengan santainya, mereka mengucap dan menuliskan kata-kata yang tak disangka-sangka seperti menghina fisik calon presiden, mengumbar semua keburukan seorang calon presiden dari sumber yang belum diuji kebenarannya seolah-olah mereka pihak yang paling benar. Mereka seakan-akan tak sadar bahwa setiap orang tentu punya kelebihan dan kekurangan. Orang-orang ini kebanyakan berasal dari tokoh masyarakat, tenaga pengajar, wartawan dan beberapa mahasiswa yang saya kenal dengan prestasinya yang gemilang. Saya tak tahu apa yang mereka pikirkan sehingga ngelunjak seperti itu. Maaf-maaf saja, agaknya saya sudah salah mengidolakan mereka sebagai sosok inspirasi.
2.Ditemukannya lembaga survei yang hasilnya berbeda-beda satu sama lain. Saya tak curiga apakah lembaga survey ini sudah dibayar atau tidak, sehingga kehilangan independensi, namun kali ini lembaga-lembaga survei tersebut menimbulkan banyak keraguan. Kalau boleh dikata perbandingannya 50:50. Yang membuat saya khawatir lagi adalah jika tiba masa pemilihan umum tanggal 9 Juli nanti, kemungkinan besar akan ada perbedaan di tiap-tiap lembaga survei dalam perhitungan cepat (quick count). Entah tujuannya untuk memanipulasi hasil suara atau menimbulkan kekacauan dalam masyarakat, yang jelas setelah hasil perhitungan resmi diumumkan oleh KPU, maka akan diketahui mana lembaga survei yang kredibel dan mana yang berdusta. Nama lembaga survei mereka dipertaruhkan di tahun ini. Jangan salahkan jika nantinya lembaga yang terbukti bohong akan di black list dan tak dipercayai lagi.
3.Independensi media dipertaruhkan. Saya rasa tahun ini banyak media yang terkekang kebebasannya dalam menyajikan berita. Seharusnya, sebagai salah satu pilar demokrasi yang mengawasi jalannya kegiatan pemerintahan dengan baik dan sejujur-jujurnya namun kini mereka ikut dalam arus persaingan tak sehat. Kemungkinan besar hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh pemilik modal media tersebut yang sudah terang-terangan mendukung capres tertentu. Alhasil, susah ditemukan media yang benar-benar berimbang. Tanpa bermaksud promosi, saya lebih banyak memantau pemberitaan yang berimbang di Kompas TV, berita online Republika dan Tempo.co.id.
4.Perbedaan persepsi mengenai sosok presiden idola menimbulkan perselisihan dalam pertemanan. Ada beberapa kejadian yang membuktikannya, seperti kisah perkelahian tukang becak gara-gara tak terima idolanya diejek, fenomena unfriend (hapus pertemanan) di media sosial gara-gara calon presiden pilihannya dimaki-maki kawannya ataukah kasus dimana seseorang mengutamakan kata hatinya dibanding kepentingan partai yang membuat dia dipecat dari organisasinya.
Semoga setelah pilpres ini, semuanya kembali pada kondisi yang semula. Tak ada lagi kekacauan,perselisihan atau hingar-bingar sumpah serapah bertebaran di timeline facebook dan twitter. Saya juga berharap agar presiden yang terpilih nantinya, bisa menjaga amanat rakyat dengan baik. Jangan kecewakan mereka yang sudah pertaruhkan nama baiknya, independensinya, serta rela menyumbang tenaga dan waktunya hanya untuk mendukung Anda sehingga terpilih sebagai presiden.
[caption id="attachment_331112" align="aligncenter" width="672" caption="Kata Bijak dari Mario Teguh (dok:Mario Teguh Facebook)"]
Salam damai dari Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar
Facebook: Heriyanto Rantelino Twitter:Â @Ryan_Nebula