[caption id="attachment_369847" align="aligncenter" width="420" caption="Rumus Normalisasi untuk faktor yang bersifat merugikan "]
Langkah 5 : Tentukan Nilai Benchmarking dan Titik Kordinat Perusahaan
1.Nilai Benchmarking adalah rata-rata dari nilai rata-rata bobot tiap pelabuhan. Penentuan nilai benchmarking dapat dilakukan dengan menggunakan  dua pendekatan: (1) mengambil mean sebagai nilai benchmarking, atau (2) mengambil benchmarking perusahaan sebagai nilai benchmarking. Pendekatan pertama dianjurkan untuk membuat perhitungan lebih mudah.
2.Titik koordinat tiap pelabuhan di tentukan berdasarkan nilai rata-rata bobot faktor eksternal dan internal dan nilai benchmarking. Pertama, nilai internal dan eksternal dari tiap pelabuhan yang dibandingkan harus ditambahkan bersama-sama dan kemudian dikurang dengan nilai benchmarking.
Rumus :
ICj = Ij – IB                 j = 1,2,,,,n
ECj = Ej – EB j = 1,2,,,,,n
dimana,
ICj : titik koordinat faktor internal dari j perusahaan
I j : nilai rata-rata bobot faktor internal
IB : nilai benchmarking dari penilaian internal.
ECj : titik  koordinat faktor eksternal dari j perusahaan
E j : nailai rata-rata bobot faktor eksternal
EB : nilai benchmarking dari penilaian eksternal.
-1 ≤ IC ≤ +1                           -1 ≤ ECj ≤ +1
Nilai akhir akan menjadi nilai koordinat dari pelabuhan yang telah dibandingkan dalam matriks analisis SWOT. Nilai koordinat akan berada dalam -1~ 1. Pelabuhan akan memiliki kekuatan dan peluang yang kuat ketika nilai koordinat lebih besar dari nilai benchmarking, tetapi pelabuhan relatif lemah dan menghadapi ancaman ketika nilai koordinatnya lebih kecil dari nilai benchmarking.
Langkah 6 : Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT
[caption id="attachment_369843" align="aligncenter" width="498" caption="Kuadran SWOT (dok:juansyah.wordpress.com)"]
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
Mencermati analisis SWOT ini, penulis merasa bahwa analisis ini bisa menjadi referensi bagi para pelaku-pelaku bisnis .
Referensi
Analisis SWOT Karya Hisyam
Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis karya Freddy Rangkuti
Manajemen Kepelabuhanan karya D.A Lasse
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H