A. LEGENDA DEMANG NUTUP
   Demang Nutup merupakan tokoh yang sering disebut-sebut oleh masyarakat Kapuas Hulu. Ia digambarkan sebagai sosok yang besar tinggi, jika berjalan di hutan, ia tidak merasakan panas
   walaupun badannya lebih tinggi dari pohon, telapak kakinya besar. Berdasarkan cerita orang-orang, Demang Nutup mendapat julukan setengah manusia, setengah hantu. Terdapat perbedaan cerita rakyat mengenai Legenda Demang Nutup ini.
BUKIT AMPAN ASALNYA SATU
    Ketika anak Beruwik/ Demang Nutup tertulang ikan ntambun, maka Demang Nutup menendang bukit ampan. Demang Nutup berniat mau menutup sungai Embau. Namun bukit yang ditendangnya tidak sampai, namun terpendam di rawa/lokan maram sebelah hilir desa nanga pedian, maka terpisah lah bukit ampan dari Bukit Beluan dan Bukit Piabung, yang masih tetap di depan desa Lubuk Antuk. Bukit Beluan dan Bukit Piabung masih bersatu.
  Di Lontap Ara, di kaki Bukit Beluan, Tembawang Raden Pati Kasoemanegara, di bawah Lontap Ara ada gua/Liang Pangkunai tempat pariwisata. Gua itu rumah orang Lebur Menjadi Batu.
Demikian cerita singkat tentang Tembawang Raden Pati Kasoemanegara, asal dari sungai Embau, dan Cerita bukit Beluan. Bukit Piabung dan Bukit Ampan dan mencakup tempat pariwisata gua Pangkundi. Gua menjadi gua keturunan orang Embau.
   Jadi asal Raden Pati orang Putra Embau, menurun/keturunan ke piasak di Lubuk Antuk selain Tembawang di Lontap Ara di kaki Bukit Beluan. Juga ada pedang Demang Nutup. Beruwik mendapat julukan Demang Nutup karena keajaiban bisa menutup matahari. Susunan nama anak Demang Nutup:
  1. Jubair, Tanah Sintang (Sintang)
  2. Patih Siyu, Nanga Silat (Nanga Silat) Jempulin Panjang.
  3. Ripung Nanga Tawang (Nanga Tawang)