Mohon tunggu...
Heri Setiawan
Heri Setiawan Mohon Tunggu... Editor - Editor

Heri Setiawan adalah seorang pengangguran elegan dari kota palangkaraya provinsi kalimantan tengah.Saat ini, kehidupannya cenderung terfokus pada pengangguran, di mana ia tidak memiliki pekerjaan tetap atau rutinitas harian yang terstruktur. Kesehariannya seringkali terdiri dari tidur lebih lama dari biasanya dan menghabiskan waktu dengan makan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesulitan dalam mencari pekerjaan atau mungkin ada alasan kesehatan atau pribadi yang memengaruhi gaya hidupnya. Penting untuk diingat bahwa situasi seseorang dapat berubah seiring waktu, dan Heri mungkin memiliki rencana atau harapan untuk masa depannya yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Menghadapi Ketakutan Mimpi Ketindihan

19 September 2023   08:19 Diperbarui: 19 September 2023   08:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Heri adalah seorang mahasiswa yang baru saja pindah ke kota besar untuk mengejar gelar sarjana. Seperti banyak mahasiswa lainnya, ia mencari tempat tinggal yang terjangkau, dan akhirnya menemukan sebuah kosan tua yang terletak di pinggiran kota. Kosan itu memiliki reputasi buruk di kalangan para mahasiswa, tetapi harga sewanya yang murah membuat Heri memutuskan untuk tinggal di sana. Kosan itu, yang dikenal sebagai Kosan Setan, telah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, dan banyak cerita horor yang mengelilingi tempat tersebut. 

Beberapa penghuni sebelumnya mengklaim bahwa mereka pernah melihat hantu perempuan dengan mata besar yang mengintip mereka di malam hari. Heri, bagaimanapun, tidak percaya pada cerita-cerita seperti itu dan merasa bahwa para penghuni sebelumnya mungkin hanya membuat cerita seram semata. Heri mendapatkan kamar di lantai dua kosan. 

Kamar itu, meskipun agak gelap dan berdebu, terlihat cukup nyaman. Setelah beberapa minggu tinggal di sana, Heri mulai merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia sering merasakan kehadiran yang aneh dan merasa seperti ada mata besar yang memperhatikannya saat dia tidur di malam hari. Meskipun dia mencoba untuk tidak memikirkannya, kegelisahannya semakin menjadi-jadi. 

Suatu malam, ketika Heri sedang tidur, dia terbangun oleh suara langkah kaki ringan di sekitar kamarnya. Dia membuka matanya dan kaget melihat bayangan perempuan dengan mata besar yang mengerikan. Hantu itu berdiri di ujung tempat tidur Heri, menatapnya dengan mata yang seolah-olah bisa menelan jiwa seseorang. Heri merasa ngeri dan tidak bisa bergerak. Hantu itu kemudian mendekatinya dengan perlahan dan meletakkan tangannya di atas dadanya.

Heri merasakan denyut panas yang menusuk ke dalam dirinya. Dia ingin berteriak, tetapi suaranya tidak keluar.Heri merasa tak berdaya, terjebak dalam ketakutan yang tak terlukiskan. Hantu perempuan dengan mata besar itu semakin mendekatinya, dan terasa seperti semakin berat untuk bernafas. Wajahnya yang pucat terlihat penuh rasa sakit, dan Heri merasakan seolah-olah kehidupannya sedang dihisap oleh entitas misterius ini.

Namun, seiring dengan ketidakmampuannya untuk bergerak, Heri mulai menyadari bahwa semua ini mungkin hanyalah mimpi. Dia mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia hanya sedang mengalami paralisis tidur, fenomena di mana seseorang terbangun dari tidur namun tetap tidak dapat bergerak atau berbicara. Namun, sensasi yang dirasakannya begitu nyata, sehingga dia meragukan pemikiran itu.

Waktu terasa seperti berjalan sangat lambat, dan Heri terus berusaha untuk melawan ketakutannya. Ia mencoba untuk menggerakkan jari-jarinya, menggeliatkan tubuhnya, dan berbicara dalam hati agar bisa membangunkan dirinya sendiri dari mimpi ini yang semakin mencekiknya.

Akhirnya, setelah apa yang terasa seperti waktu yang tak berujung, Heri merasa dirinya mampu untuk bergerak lagi. Ia dengan susah payah menggerakkan tangannya dan mencoba untuk berteriak. Suaranya yang tertahan akhirnya meledak keluar, dan ia terbangun dalam kamar kosannya yang gelap.

Heri menggigil, keringat membasahi tubuhnya, dan perasaannya masih penuh kecemasan. Dia menyadari bahwa dia baru saja mengalami ketindihan, fenomena tidur yang cukup umum yang dapat membuat seseorang merasa terjebak dalam keadaan setengah sadar antara tidur dan bangun, dan biasanya disertai oleh halusinasi seperti yang baru saja dialaminya.

Meskipun Heri merasa lega bahwa itu hanya mimpi ketindihan, pengalaman itu sangat nyata dan menakutkan. Ia memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang sejarah kosannya, mungkin untuk menghilangkan ketakutannya yang masih menghantui. Dalam perjalanannya mencari informasi, Heri menemukan bahwa beberapa penghuni sebelumnya telah mengalami pengalaman serupa dan bahwa kosan ini memang dihantui oleh berbagai cerita horor.

Dari saat itu, Heri belajar untuk lebih waspada saat tidur di kosannya, dan meskipun masih sering merasa kehadiran yang aneh, ia tidak lagi membiarkan ketakutannya menguasai dirinya. Setiap kali dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, dia mencoba untuk tetap tenang dan mengingat bahwa itu hanyalah mimpi ketindihan. Dalam perjalanannya mengejar gelar sarjana, Heri menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketakutan atas keberadaan hantu, tetapi ia terus maju dan menjadi lebih kuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun