Mohon tunggu...
HERI SETIYONO
HERI SETIYONO Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalihan Resiko Melalui Perencanaan Pendidikan Anak

28 Oktober 2015   14:52 Diperbarui: 28 Oktober 2015   14:52 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalihan Resiko Melalui Perencanaan Pendidikan Anak

Oleh : Heri Setiyono

 

 Pasti beda rasanya jika kita jatuh tetapi ada orang yang menjaga dibandingkan tidak ada yang menjaga sama sekali. Lebih sakit jika tidak ada yang menjaga tentunya. Perumpamaan tersebut dapat kita terapkan pada perencanaan pendidikan anak kita.

Kita sadari bahwa kunci menikmati hidup di masa tua dengan penuh kebahagian, melihat buah hati berhasil menempuh pendidikan tertingginya adalah dengan menyiapkan segala kebutuhan kedepan. Dalam hal ini kebutuhan akan biaya pendidikan menjadi hal yang pokok. Untuk mendapatkan pendidikan berkualitas semakin hari semaakin mahal. Sekolah dengan fasilitas yang baik dan kurikulum yang membangun kognitif serta sikap tidak serta merta didapati secara gratis. Prinsip pelayanan sesuai dengan pembiayaan masih berlaku sampai sekarang ini.

Untuk menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi dibutuhkan dana total puluhan juta. Tentu saja hal ini tidak dapat dicapai hanya dengan menabung secara konvensional. Perlu investasi-investasi dan jaminan. Jaminan terkait pengalihan resiko kegagalan pembiayaan pendidikan anak terdapat dalam asuransi pendidikan.

Pengelolaan penghasilan jika dialokasikan kepada rencana pendidikan akan lebih baik jika sebesar dua puluh persen dari penghasilan. Hal ini diasumsikan dari perkiraan kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya sebesar 15% sampai 20%. Namun harus disadari bersama bahwa alokasi dana tersebut harus dijalankan dengan tertib dan disiplin. Ingat bahwa disiplin hari ini adalah kunci sejahtera masa depan.

Resiko jika tidak merencanakan keuangan untuk pendidikan anak antara lain, susahnya memenuhi pendidikan anak yang semakin meningkat. Tabungan pendidikan sering menjadi solusi terhadap resiko tersebut. Akan tetapi, bunga tabungan pendidikan hanya berkisar 4 sampai 5% saja. Tentu saja ini sangat berbanding jauh dengan persen kenaikan biaya pendidikan. Tidak ada cara lain selain memiliki tabungan pendidikan anak juga memiliki asuransi pendidikan anak.

Asuransi pendidikan anak berfungsi sebagai proteksi, atau perlindungan. Sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, pendidikan anak masih dapat tertolong pembiayaaannya. Ada alternatif lain untuk menambah sikap perencanaan pendidikan anak dengan dana pendidikan melalaui investasi obligasi, reksa dana dan saham. Dapat juga dengan investasi logam emas.

https://www.axa-mandiri.co.id/.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun