Mohon tunggu...
Heri Santiko
Heri Santiko Mohon Tunggu... -

manusia biasa yang sedang berusaha mewujudkan mimpi masa muda. Wants to be Mujahidpreneur

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Celoteh Seorang Pengangguran

2 Juli 2012   22:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kenapa saya harus bekerja?

kebanyakan dari masyarakat indonesia rela menghabiskan waktu 20 thn untuk menuntut ilmu (padahal ilmu gak pernah salah tapi kenapa harus dituntut). Dan selama 20 thn itu kita harus mengerjakan sesuatu yg berulang-ulang mulai dari bangun pagi, berak, mandi dsb sampai kita balik lagi kerumah pukul 2 siang. Itu adalah 20 thn terberat dalam hidup kita(saya). Banyak tekanan di 20 thn tersebut, mulai dari Orang tua yang selalu mengharapkan kita mendapatkan nilai bagus sampai harus berbagi duit sama preman sekolah (walaupun semua ga ngalamin hal sama, ini lebih didramatisir). Dan itu semua dilakukan dengan sedikit terpakasa demi sebuah tujuan yaitu “PEKERJAAN YANG LAYAK”. Iya, kita harus hidup 20 thn dengan sejuta literatur demi sebuah “pekerjaan yang layak”. Pekerjaan yang layak berarti sebuah pekerjaan yang bisa menghasilkan banyak uang, teman, istri/suami yang rupawan, serta rumah yang nyaman. Kebanyakan orang ingin mendapatkan ini ketika mereka selesai dengan kehidupan sekolahnya.

Sekarang saya sudah menyelesaikan 20 thn tersebut, walaupun dalam kenyataannya saya menyelesaikannya dalam wktu +20 thn hehehehe. Dan saya harus bisa mendpatkan pekerjaan yang layak. Namun Dalam +2 thn itu saya berpikir ulang, memainkan sejuta peran, bertapa di gunung terdekat dan akhirnya saya menemukan jawaban. Ternyata impian saya sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. Alasan saya ingin mendapatkan pekerjaan yang layak bukan semata-mata untuk mendapatkan banyak uang, teman, istri/suami yang rupawan, serta rumah yang nyaman. Melainkan ada beberapa alasan pribadi :


  1. Saya ingin update status di Facebook dan Twiter “DUH HARI INI ADA LEMBUR”


Sumpah, saya ingin sekali update seperti itu di akun sosial saya seperti itu. Kayanya saya bisa terlihat 1 juta kali lebih keren ketika suatu malam dimana orang lain sedang menikmati indahnya malam bersama orang terdekatnya tapi saya harus lembuh dan update status “DUH HARI INI ADA LEMBUR”. Dan nantinya banyak sekali komen dari teman – teman saya “semangat yah...!!!!”.


  1. Saya ingin di undang di acara pernikahan teman saya.


Kebanyakan dari teman – teman SMA saya sudah menikah, dan kenapa ketika mereka menikah, mereka tidak mengundang saya di acara pernikahan mereka. Setelah saya analisis dengan sempurna, ternyata mereka gak mau rugi. Mereka gak mau ketika saya datang di acara prasmanan dan saya melahab hebat hidangan yang di suguhkan tapi berhubung saya belum bekerja jadi saya Cuma bisa menyumbang ala kadarnya yang menurut mereka gak sebanding dengan semua makanan yang saya makan.


  1. Saya pengin badan saya sedikit lebih gemuk


Selain dompet mereka yang semakin menggemuk, orang sudah yang bekerja mudah sekali memajukan perut dan memundurkan pantat mereka. Saya sudah agak bosan dengan ukuran “S” setidaknya saya bisa membeli kaos dengan ukuran “L”. Dan satu lagi saya sudah bosan merasakan pantat serasa terbakar kalo duduk lama –lama di kursi tanpa busa. Rasanya Cuma ada tulang di balik pantat saya. Dan sepertinya membawa piano (baca tulang iga) kemana-mana itu sudah gak jaman.

Kalo saja hidup manusia itu adalah sebuah metamorfosis layaknya seekor kupu – kupu yang harus melewati beberapa fase mulai dari telur, ulat, dan kepompong untuk bisa menjadi seekor kupu – kupu. Dimana ketika menjadi ulat mereka sering kali merugikan tanaman yang akhirnya pada waktu tertentu sang ulat merenung(kepompong) lalu berubah menjadi kupu – kupu yang begitu indah. kalo saja hidup manusia adalah metamorfosis, mungkin pengangguran adalah salah satu fase yang harus dilewati manusia, walaupun tidak semua manusia mengalami hal ini atau mungkin waktu pengangguran yang berbeda. Dan sayangnya tidak semua metamorfosis selalu menjadi kupu – kupu mungkin saja bisa jadi ngengat (kupu –kupu malam), kumbang atau mungkin jika metamorfosis terjadi tidak sempurna, kita Cuma bisa menjadi kecoa, yang walaupun kecoa bermanfaat tapi Cuma segelintir orang yang tau manfaat dari kecoa. Itulah hidup, hidup gak bakalan asik kalo kita tau akan menjadi apa kita kelak. Karena sebesar dan sekomplek apapun masalah kita orang lain hanya berjalan seperti biasa seolah tidak peduli. My father said “if you have nothing to do, you just eat something to do. Life is so simple like you reseve your hand”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun