Setelah menyaksikan debat tadi malam sepertinya ada yang harus diselesaikan pada masa tenang ini. yakni masalah Kalpataru. Sepertinya Kalpataru dijadikan modal bahwa apa yang dilontarkan hatta rajasa salah, karena menurut JK harusnya Adipura bukan Kalpataru. Sekarang mari kita simak cuplikan debat tadi malam yang membuat suasana agak riuh karena ulah JK yang aneh karena menolak menjawab dengan alasan pertanyaan salah.
Hatta : "Kita semua ingin hidup dalam suasana bersih, hijau dan sehat. Salah satu penghargaan tertinggi dalam lingkungan hidup adalah KALPATARU. Banyak kota menginginkan itu  karena ini adalah salah satu indikator dari apa  yang saya sebutkan tadi. Termasuk juga upaya kita utk membangun udara air dan tanah yang lebih sehat lebih baik. Pertanyaan saya seberapa jauh pandangan Pak jokowi terhadap soal ini dan bagaimana upaya mencapai itu?"
Jokowi: "Menurut saya KALPATARU penghargaan itu sangat baik diberikan pada perseorangan maupun lembaga.tetapi alangkah baiknya tidak diberikan dalam bentuk piala saja tidaK HANYA DALAM BENTUK PIALA TAPI DIBERIKAN INSENTIF DANA ANGGARAN sehingga mereka bisa mengembangkan apa yang telah mereka capai apa yang telah mereka kerjakan itu bisa berkembang ke arah yang lebih besar lagi. kalau piala mereka hanya dapat barangnya tapi kalau diberika insentif anggaran mereka akan bekerja lebih giat lagi memperbaiki lingkungan, baik dalam sebuah DAS, baik menanami kanan kiri casement area daerah tangkapan air, baik memperbaiki lingkungan desanya, baik mengambil air dari atas dengan pipa yang sangat sederhana smpe ke bawah sebuah desa. Tetapi kalau ini hanya diberikan piala menurut saya baik tapi alangkah lebih baik diberikan sebuah anggaran diberikan insenitf sehingga tidak hanya satu dua tiga empat lima orang eee ingin melakukan itu tetapi semua masyarakat ingin bekerja ingin memperbaiki lingkungannya ingin memperbaiki desanya ingin memeprbaiki daerah tangkapan air,ingin memperbaiki seluruh DAS, ingin memperbaiki kotanya dan tentu saja ingin memperbaiki seluruh negara yang kita cintai ini."
Hatta: "Pak Jokowi , bentuk penghargaan apakah dalam bentuk insentif dana atau piala itu bukan sesuatu yang terlalu prinsip. yang penting itu adalah penghargaan itu refleksi dari keberhasilan sebuah kota membangun kotanya bersih hijau dan sehat. Apakah nanti ia mendapat insentif atau berupa piala itu konsekwensi dari telah melakukan itu . Pertanyaan saya tadi itu dari apa yang dijelaskan mengapa misalkan DKI sekarang tahun ini tidak dapat biasanya setiap tahun dapat atau misalkan Solo belum pernah dapat, apa yang salah misalkan didalam menerapkan konsep kota bersih sehat hijau atau kriterianya yang tidak tepat."
Kalla : "YA SAYA CUMA MENDAPAT MENDAPATI Â SEDERHANA PERTANYAAN BAPAK BAGUS CUMA KELIRU. KALAU KOTA ITU BUKAN KALPATARU, ADIPURA. YAA...JADI BAPAK KELIRU KARENA ITU KAN BAPAK KELIRU TAK USAH SAYA JAWAB."
Jokowi: "ya perlu saya tambahkan kalau tadi menyinggung kota Solo. Koa Solo pernah mendApatkan GREEN CITY dari kementrian lingkungan hidup dari menteri dan apa menteri kehutanan"
Kalla: Karena pertanyaannya keliru saya tak bisa jawab.
Jusuf kalla harusnya paham bahwa tiap kota banyak orang yang mengharapkan segala bentuk penghargaan tentang kebersihan  apakah itu Kalpataru, Adipura  maupun Adiwiyata. Apapun bentuknya penghargaan pastilah Kota  orang tersebut akan tercantum dan membuat bangga kota tersebut.
Artinya pertanyaan itu lebih ditekankan pada kemampuan Jokowi menggerakkan warganya agar peduli pada lingkungan sehingga penghargaan apapun dalam soal kebersihan lingkungan bisa membuahkan hasil.
Jadi pertanyaan Pak Hatta Rajasa yang enggan dijawab oleh Jusuf Kalla menurut saya mengindikasikan 2 hal:
1. Jusuf Kalla tidak melihat prestasi jokowi dalam lingkungan hidup lantas berkilah tak mau jawab dengan alasan pertanyaan hatta Rajasa salah.