waktu kami masih smk ambil jurusan travel di patria wisata.kami seangakatan travel akan berpergian ke suku badui.berjumlah 35 murid 4 guru.Titik kumpul di sekolahan naik taksi tujuan stasiun kereta api Duri untuk berkunjung ke badui.
setelah itu kami dari stasiun kereta api duri tujuan rangkasbitung naik angkot atau ELF ke badui. Sampai di pos badui kita berjalan kaki ke badui luar dengan jarak tempuh 2 jam.lalu kami beristirahat dan bencengkraman dengan murid juga guru.kami makan sangat sederhana juga mandi di kali.
badui luar dan badui dalam memiliki aturan yang ketat tidak dapat bantuan dari pemerintah tidak menerma bantuan dari masyarakat sekitar,hanya mematuhi aturan adat.kami semua menginap di rumah panggung yang terbuat dari kayu,masih di perkuat dengan paku untuk menahan susunan kayu. kalau badui dalam di perkuat dengan serabut.
memang enak memiliki pemadangan alam yang indah dan asri juga terjaga.karena bisa sembarangan orang yang bisa masuk ke suku badui.orang dari luar negeri saja di larang untuk masuk ke suku badui.karena mereka kecewa dan mengecam atas peristiwa dimana waktu itu ada orang asing atau dari luar negeri memotret dan menjadikan buku penyembahan mereka,seperti batu alam yang berlumut.
akhirya sampai sekarang mereka memiliki aturan yang sangat ketat untuk memasuki badui.Pekerjaan mereka orang-orang badui seperti menjual keterampilan ,menanam beras dan berjualan madu.jadi yang selalu berjualan adalah dari suku badui luar.
kami berjalan dari badui luar sampai badui dalam menempuh waktu 3 jam.tidak ada yang berbeda dengan badui luar hanya bangunannya saja dan pemimpin suku badui atau di sebut puun yang berada di rumah ponjokan badui dalam.saya pribadi membeli cendramata kain khas badui dalam untuk orang di rumah.
kami hanya di beri waktu 1 jam karena sudah untuk persiapan kembali ke jakarta. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H