Para undangan bapak-bapak
Pada hari Ahad, 21 September 2014 bersama istri saya menghadiri undangan walimatussafar atau tasyakuran haji salah satu tetangga. Dalam setiap acara tasyakuran haji selalu ada acara khutbah atau ceramah untuk memberikan wejangan, motivasi dan juga bisa semacam pembekalan untuk sohibul hajat agar saat keberangkatan dan selama menunaikan ibadah haji di tanah suci Mekah berjalan dengan lancar dan khusuk.
Pada undangan kali ini saya sempat mencatat poin-poin yang disampaikan oleh Ustadz Bakrun Syafei, yang juga pimpinan Pondok Pesantren Rahmania Cilodong, Depok – Jawa Barat. Beliau membawakan tema beberapa bagaimana menggapai haji Mabrur.
Pada pembukaan ceramahnya Ustadz mengawalinya dengan pentingnya rasa syukur pada diri kita sebagai muslim yang memiliki semangat untuk menjalankan rukun Islam yang ke lima. Semangat menjalankan rukun Islam ini adalah anugerah Allah yang perlu disyukuri. Banyak saudara kita yg tak mampu tapi memiliki keinginan kuat untuk menjalankan ibadah haji, sementara yang memiliki harta berlebih malah terkadang belum ada niat utk menjalankannya. Makanya, semangat ini perlu dipupuk agar selalu terjaga sehingga kita tidak lalai menjalankan syariat Islam, apalagi bagi yang mampu itu merupakan sebuah kewajiban yang akan menjadi berdosa jika tak segera menunaikannya.
Nah, untuk yang akan menjalankan ibadah haji hendaknya diperhatikan dan disiapkan betul-betul agar ibadahnya tidak sia-sia dan tentunya cita-cita menjadi haji mabrur terus diupayakan semaksimal mungkin.
Lalu apa kiat-kiat menjadi Haji Mabrur?
1. Niat Ikhlas.
Niat haji haruslah semata-mata memenuhi panggilan Allah Swt. Sebagaimana terlantun dalam kalimat talbiyah yang selalu dikumandangkan oleh mereka yang berhaji: Labbaik, Allahumma Labbaik Labbaik. laa syariika laka labbaik innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika laka .
Aku memenuhi panggilanMu, ya Allah aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, aku memenuhi panggilanMu. Sungguh segala puji dan nikmat adalah milikMu, begitu juga seluruh kerajaan, tiada sekutu bagiMu.
Jadi semata-mata karena panggilan Allah lah seseorang melaksanakan ibadah haji, bukan keinginan untuk mendapatkan gelar haji, bukan keinginan untuk berwisata. Niat-niat yang tidak sejalan dengan tujuan berhaji seyogyanya ditanggalkan sebelum berangkat berhaji. Niat-niat seperti ini yang akan merusak ibadah haji.
2. Ikuti pembimbing dengan baik