mendapati diri membeku
dalam kealpaan dan dunia haru biru
yang selalu terburu-buru menuntut-Mu
lidah kelu
tertatih-tatih mengeja nama-Mu
serasa tak pernah sampai, hingga Kau jatuh bangunkan aku
sampai lupa waktu
di sini, setiap kali mengetuk pintu
masih bersyukur tak hilang inginku
menghampiri yang tak pernah bosan menerima gelisahku
sampai kumalu, seolah mempermainkan-Mu
namun, selalu ada harap bila dekat-Mu
wahai, yang tak pernah menutup pintu
untuk seberapapun kekhilafan meski sebesar gunung Merbabu
jadikan akhir perjalananku
berada dalam dekapan-Mu
#Jakarta, 21 Des 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H