ilustrasi : http://www.intifilm.com/
Kisah novel petualangan Hobbit dan Kurcaci yang penuh tantangan dan hal-hal tak terduga berhasil dituangkan oleh sang sutradara Peter Jackson dalam 3 serial film layar lebar. Setelah dua film pertama An Unexpected Journey dan The Desolation of Smaug  serial ke tiganya The Batle of Five Armies tak kalah memukau penonton dan diperkirakan akan menjadi salah satu film terbaik tahun 2014.
Menyaksikan serial terakhir Hobbit ini ada satu kata untuk mengungkapkannya, sempurna.  Jalan cerita novel lama yang ditulis oleh J.R.R Tolkien tahun 1937 ini selalu seru untuk terus diikuti. Karakter-karakter tokohnya unik dan kuat. Ada Hobbit dan Kurcaci manusia kerdil yang cerdas tapi kadang konyol. Ada Goblin raksasa jahat, penyihir bernama Gandalf yang selalu hadir dalam keadaan terdesak. Ada Gollum makhluk sungai yang menyimpan dendam setelah kehilangan cincin karena dicuri Bilbo Baggins (Hobbit). Ada Peri makhluk cantik dan tampan, juga naga Smaug yang menguasai Gunung Emas dan merebut kerajaan Erebor. Dalam film ini Peter Jackson menambahkan cerita sebagai bumbu pelengkap yakni kisah asmara peri wanita bernama Tauriel dengan salah satu Kurcaci yaitu Killi.
Kisah petualangan Hobbit berakhir dengan peperangan lima tentara yaitu tentara Kurcaci yang bersatu dengan tentara dari etnis manusia yang dipimpin oleh Bard ( pemanah ulung ) dan  Peri  yang dibantu sekelompok Elang melawan Goblin dan Wargs yang didukung oleh kelelawar yang menakutkan. Mereka berperang memperebutkan emas dan mempertahankan tahta Erebor setelah kematian Naga Smaug di tangan pemanah Bard.
Sebelum terjadi peperangan dikisahkan bahwa Kurcaci terlebih dahulu berhasil masuk ke sarang yang dahulu dikuasai Naga Smaug di gunung Sunyi. Di bawah gunung itu tertimbun emas yang menjadi tujuan para Kurcari melakukan perjalanan panjang dari kawasan Shire tempat Hobbit tinggal. Sesuai perjanjian di antara para kurcaci yang dipimpin oleh Thorin Oukenshield anak dari Thor Raja Erebor, bahwa bila emas berhasil dikuasai maka akan dibagi 14 ( 13/14 kurcaci dan 1/14 untuk Bilbo Baggins ). Namun setelah berhasil dikuasai Thorin berubah 180 derajat. Ia mengingkari perjanjian itu dan tak mau membagi sekeping pun emas. "Ia sudah terjangkit penyakit naga", begitu kata Bilbo Baggins setelah melihat perubahan besar Thorin. Ia dibuai oleh ketamakan dan keserakahan dan tak peduli dengan kesepakatan sebelumnya. Apalagi saat Bard meminta keadilan karena Thorin dan kawan-kawan telah menjadi penyebab diserangnya Kota Danau oleh Smaug, Thorin menolaknya mentah-mentah. Namun beruntung, Balin kurcaci yang paling tua berhasil menyadarkan Thorin setelah ditegur Balin, "Apakah kehormatan bagimu sudah lebih rendah dari emas?". Nasehat Balin terngiang sepanjang hari oleh Thorin, lalu ia meninggalkan ruang timbunan emas dan bergabung dengan kekuatan tentara Bard melawan tentara Goblin pimpinan Azog dan Warg dimana telah membantai banyak kurcaci selama Thorin berdiam diri dalam ruang bertimbung emas.
Bagi yang sudah membaca novelnya tentu sudah tahu akhir cerita film ini. Thorin gugur saat melawan Azog, dan saat sekarat sebelum menghembuskan nafas terakhir ia menyadari bahwa Bilbo Baggins adalah teman sejati. Ia menyesal pernah ingin melemparnya di pintu gerbang Erebor dan sempat meminta maaf.
Film ini penuh dengan aksi peperangan hampir 2/3 durasinya. Peter Jackson berhasil menata dengan apik detil demi detil sehingga nampak nyata. Animasinya pun sempurna sehingga semua makhluk ditampilkan seolah benar-benar hidup.
Selain keunggulan dari segi teknik pembuatannya, film ini juga sarat pesan filosofis bahwa betapa penting dan berharganya kehormatan dan kesetiaan dalam kehidupan. Segunung emas tidak akan berarti apa-apa dibandingkan keduanya. Ia justru akan menjadi malapetaka jika diiringi dengan ketamakan dan keserakahan. Kecenderungan manusia memang mudah dilupakan oleh harta kekayaan. Ending dari film ini cukup menyentuh nurani kemanusiaan.
Sangat recomended untuk ditonton sebagai hiburan akhir  tahun 2014 dan awal tahun 2015.
#Selamat Tahun Baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H