Saya tersenyum dan hampir tertawa saat membaca hasil polling Capres dan Cawapres di media Kompasiana yang dimulai tanggal 18 Maret 2014 kemarin. Saat saya membaca hasil polling per siang hari ini tanggal 19 Maret 2014, ada yang menggelitik kok bisa-bisanya Farhat Abbas nangkring di posisi ke dua berpasangan dengan Aburizal Bakrie? Apakah memang Farhat sudah menjadi idola para kompasianers atau yang memilihnya hanya ingin sekedar lucu-lucuan saja? Mungkin ada yang berkomentar, yah namanya polling mas, semua bisa terjadi apalagi kalau diniatkan merekayasa. Tak perli dipikir serius. :)
Tapi menurut saya pribadi paling tidak polling bisa menjadi gambaran secara kasar dan tidak mutlak mencerminkan realitas pemilih. Dari gambaran yang terlihat dari hasil yang saya capture jam 09.50 WIB, hasil polling menunjukkan Prabowo masih berpotensi menjadi rival utama Jokowi. Terbukti ia bertengger di posisi puncak. Namun kalau dilihat dari jumlah pemilih jika tidak berpasangan, maka Jokowi masih mendominasi persentase dengan angka 56 %. Separuh lebih, dan ini merupakan modal yang lebih dari cukup untuk memenangkan PilPres satu putaran. Sebuah perolehan suara yang akan mengancam mimpi Prabowo untuk menjadi RI-1.
Di sisi lain amat mengherankan, kok tidak ada yang memilih Dahlan Iskan, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Anis Baswedan atau Hatta Rajasa untuk menjadi Presiden? Padahalmereka jauh-jauh hari sudah mengungkapkan keinginannya untuk mencalonkan atau dicalonkan.Mungkin waktu dua hari belum cukup untuk mengambil kesimpulan ya? Kompasiana barangkali perlu untuk mencantumkan jumlah peserta polling, agar hasilnya mencerminkan suara dan pandangan kompasianers menentukan pasangan Capres-Cawapres yang ideal.Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, mungkin akan ada kejutan lagi, misalnya Ahmad Heryawan, Dino Pati Jalal, Prananda Prabowo yang tiba-tiba memimpin. Siapa tahu?
#Jkt, 2014-3-19
