Nomor : 60
kamulah istriku,
perempuan tangguh sekilas rapuh
perempuan sederhana
sedikit gincu dan aroma
kamulah benteng yang kokoh
nafas yang sabar
cinta yang tulus
kopilot yang jeli
yang buatku merasa
tak sanggup sendiri
*
kamulah istriku,
perempuan perkasa meski nampak tak kuasa
perempuan yang disiapkan dari alam lauful mahfuz
untuk menjadi ibu anak-anakku
perempuan yang tak hendak bosan mengarungi hidup
walau sekian tahun bergelut dengan pasang surut
gelombang, karang terjal, badai dan kabut
hingga aku merasa benar-benar hidup
bersama perempuan berhati biru
penyeimbang hidupku..
*
karena dirimulah aku merasa
menjadi lelaki sejati
sempurna, bukan imitasi
meski ada kalanya aku harus berhati-hati
karena perempuan laksana guci
mudah pecah jika kesabaran dan kehalusan tak menyertai
saat menggaulimu siang dan malam hari
*
istriku, perempuanku..
tulang rusukku yang terlahir ke bumi
sebagai Hawa yang melengkapi Adam
agar tak berjalan seorang diri
*
istriku, perempuanku
kau mungkin tak secantik ratu sejagat
tak sesholeh Fatimah binti Muhammad
tak seseksi Angelina Jolie
juga tak sekaya Ratu Balqis
tapi apapun dirimu, kau adalah anugerah terbaik
untukku, hingga akhir hayatku
*
istriku, perempuanku
kata orang kau adalah milikku
bukan, kau hanyalah titipan
agar aku menjagamu
menuntunmu
menyelamatkanmu
menyelamatkan anak-anak kita
karena ada saatnya kelak
pertanyaan berat harus dijawab
saat tiba di gerbang akherat
*
istriku..
kuberharap kado terindah darimu
dalam rangkaian doa-doa malam
agar kapal kita selamat sampai tujuan
*
peluk cium dari ayah
setulus hatiku..
***
Jakarta, 28 Februari 2015