Assalamu'alaikum Wr.Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Pak Jokowi dan Pak Basuki yang dirahmati Allah , Tuhan yang maha Esa.
Besok adalah hari di mana harapan dan kerinduan terhadap seorang pemimpin yang amanah, sederhana, jujur dan bersih akan kami torehkan di dalam bilik pemilihan Gubernur. Besok pagi, 20 September 2012 adalah hari di mana sebagian besar dari kami akan berbondong-bondong, mengakhiri ketidakadilan dan ketidakpedulian para pemimpin terhadap nasib orang-orang yang kalah dan dikalahkan oleh keserakahan dan keegoisan kekuasaan. Besok pagi, sebagian dari kami akan bersaksi bahwa kami masih punya harapan, dan kami akan tunjukkan perubahan menjadi lebih baik bukanlah sebuah kemustahilan.
Kini, kami berada di persimpangan jalan. Meneruskan kemandegan atau menuju perbaikan ?
Kami orang awam, lebih melihat dengan hati tanpa berlapis-lapis kepentingan, kecuali keinginan untuk hidup layak, damai dan aman sampai anak-cucu nanti. Kami tak punya kepentingan untuk menumpuk pundi-pundi kekayaan dunia atau untuk melanggengkan kekuasaan. Kami tak pandai membaca dengan sekumpulan teori-teori politik yang mudah diarahkan untuk kepentingan sempit para politisi. Kami juga tak bisa menerima propaganda agama yang tak mencerminkan keadilan kecuali pemutarbalikan tafsir dan tak mengakui persamaan dalam kehidupan majemuk negeri ini.
Pak Jokowi dan Pak Basuki,
Kami telah melihat perilaku dan sepak terjang Bapak berdua. Bapak berdua adalah orang-orang yang sangat berbeda di antara para pemimpin negeri ini. Kami melihat keadilan, keberpihakan terhadap yang lemah, sikap memanusiakan manusia tanpa peduli latar belakang agama dan etnis terpancar dalam gerak dan cara bicara Bapak. Kami melihat keseriusan bekerja dan melayani, keringanan membantu dan mengayomi ada dalam diri Bapak berdua. Kami melihatnya dengan indera, rasa dan batin kami. Kami melihat dari wajah-wajah orang-orang yang tersisihkan, terpinggirkan seperti pedagang pasar, pedagang kaki lima, pekerja kasar, orang-orang yang sudah bosan dengan janji-janji. Juga dari wajah orang-orang yang sudah geram dengan kesumpekan, kemacetan, ketidakamanan dan kekacauan ibu kota negeri ini. Kami bisa membedakan mana wajah pencitraan dan mana wajah basa-basi.
Meskipun demikian, kami menyadari tentu akan ada ujian-ujian yang maha berat yang mungkin akan Bapak temui di kemudian hari jika Bapak berdua berhasil menjadi pemimpin kota Jakarta ini. Untuk itu kami hanya berpesan, tetaplah rendah hati dan tidak silau oleh berbagai godaan yang kelak akan Bapak temui di tengah jalan. Akan banyak orang-orang yang akan menjegal dengan sekuat tenaga untuk melindungi kepentingannya. Bukankah semakin besar pohon, akan semakin besar dan hebat pula angin yang akan menggoncangnya? Kami berharap, kekhawatiran ini tidak terjadi pada diri Bapak berdua. Kami berdoa kepada yang maha Kuasa agar memberi ketetapan hati dan sifat istiqomah, teguh pendirian sampai ajal memanggil. Sampai kebaikan dan kerja keras Bapak membuahkan hasil yang baik. Sampai anak-anak cucu kita kelak mengenang Bapak sebagai orang jujur, bersih, cerdas dan ikhlas memperjuangkan kota Jakarta menjadi kota yang ramah, manusiawi, modern dan tertata rapi. Atau siapa tahu kelak Bapak-bapak bisa memperjuangkan negeri ini menjadi jauh lebih baik dan terselamatkan dari keterpurukan dan kemiskinan seperti yang sudah sering terjadi saat ini di banyak bidang kehidupan.
Pak Jokowi dan Pak Basuki,
Kami tahu tantangan yang ada di depan Bapak luar biasa berat. Namun demikian, sebagai umat beragama hendaklah selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt, Tuhan yang Maha Esa dan senantiasa meminta pertolongan dan kemudahan, hingga Bapak berhasil mengatasi masalah seberat apapun. Demikian juga Pak Basuki, sebagai umat minoritas dan telah menghadapi berbagai macam hadangan dari orang-orang yang mengatasnamakan agama dan etnis, semoga tak menjadikan Bapak surut langkah menghadapi ketidakadilan ini. Kembalikan semua kepada Tuhan, agar selalu dapat meluruskan niat hamba-Nya yang ingin berbuat baik membangun negeri ini. Kami sudah bosan dengan syakwasangka dan kemunafikan di negeri yang katanya berlandaskan Pancasila dan ber-Bhineka Tunggal Ika ini.
Kami sadar, sebagai manusia bapak tentu bukanlah pemimpin yang sempurna yang bisa menyenangkan semua orang. Namun kami mendo'akan semoga Bapak berdua, menjadi pasangan pemimpin yang saling melengkapi ketidaksempurnaan. Semoga esok hari, negeri ini tidak semakin tercabik-cabik oleh distorsi kepentingan golongan. Kami rindu kerukunan di tengah warna-warni kehidupan. Dan kami yakin itu bukanlah utopia, jika Bapak-bapak berhasil mempertahankan kesungguhan dalam memegang amanah dari seluruh masyarakat Jakarta.
Pak Jokowi dan Pak Basuki, Selamat berjuang dan membangun kota ini.