Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ironi di Sebuah Pilkada: Iman # Pornografi(aksi)

3 September 2012   08:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Iman ya iman, pornografi(aksi)  ya pornografi(aksi). Dua hal yang berdiri sendiri, tak ada korelasi dan saling mempengaruhi.  Mereka punya wilayahnya sendiri-sendiri. Jangan bilang aku gak konsisten, atau bahkan munafik. Kalau kemarin aku bilang pilih pemimpin yang beriman ( berKTP Islam ) bukan berarti saya gak boleh melakukan pornografi(aksi). Intinya tak usah pedulikan apa yang aku lakukan, yang penting imanku tetap Islam. Dan kalau kalian mengaku beriman, pilihlah aku. Jika tidak itu artinya kalian tidak mengikuti tuntunan agama, dan bisa-bisa kalian mendapat label k*f*r.

Kalau aku marah atau arogan, itu hanya bercanda dan itu adalah karakter asliku tanpa dibuat-buat dan karena aku tidak suka pencitraan. Kalau ada perempuan-perempuan seksi memakai kaos I love u , kumis... untuk kali ini jangan dibilang itu pornografi. Kecuali kalau yang melakukan kalian, aku akan komentar sebaliknya. Apa kamu tidak melihat, partai pendukungku yang paling anti pornografi saja tidak protes sama sekali. Ini artinya sudah sesuai syariah.  Yang penting iman di KTP ku tetap Islam, soal kelakuan bisa diatur yang penting menguntungkan.

Sekali lagi, iman itu punya wilayah sendiri untuk dibahas. Jikalau diperlukan kita pakai, jika tidak kita tinggal di rumah saja. Nanti kalau kekuasaan terancam, baru iman aku ambil dan aku pamer-pamerkan. Karena aku tahu, rakyatku sangat baik dan sangat mencintai "iman", meskipun hanya pepesan kosong tanpa isi kecuali kamuflase dan tipuan.

Sungguh, sebuah panggung demokrasi yang tidak mendidik !

#Jakarta, 3 September 2012

link terkait dengan tulisan pak Johan Wahyudi :
http://politik.kompasiana.com/2012/09/03/mengapa-wanita-wanita-cantik-itu-mau-menjadi-komoditas-pilkada/

juga tulisan bu Ira Oemar :
hiburan.kompasiana.com/humor/2012/09/03/inilah-senjata-ampuh-bang-kumis-menggusur-baju-kotak-kotak/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun