Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mudik yang Sesungguhnya

23 Juli 2012   01:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:43 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1342974121338850081

Sebulan yang lalu tlah kupesan tiket mudik sekeluarga sebulan yang lalu tlah kuajukan cuti kepada manajer personalia setahun yang lalu kukumpulkan pundi-pundi buat belanja bila lebaran tahun ini tiba dan sekarang, tengah kusiapkan baju-baju lebaran untuk : anak, istri, orang tua, mertua, eyang putri, eyang kakung di Jawa tak lupa pula angpao untuk anak-anak kerabat dan famili dekat hingga tak ada yang tersisa sungguh, begitu luar biasa kupersiapkan bekal mudik sementara padahal, tak sampai tujuh hari kami pun akan balik ke Jakarta mengulang persiapan lagi untuk lebaran berikutnya * Sementara, untuk mudik ke kampung akherat sungguh jauh panggang dari api perbandingannya tiba-tiba aku menjadi manusia berpaham minimalis jika berinfaq kucari uang sisa jika sholat, kuakhirkan bila pekerjaan tlah sempurna jika puasa, kumakan sekenyang-kenyangnya agar siang lapar dan dahaga tiada terasa jika berdzikir, kuhitung-hitung maksimal tiga puluh tiga jika berdoa, doa sapu jagadpun kuanggap ajian paripurna cukuplah untuk Allah, sekedar penggugur kewajiban saja... * aku malu mengapa untuk kampung akherat kupersembahkan sisa-sisa harta dan waktuku aku takut padahal kampung akherat tak memberi kesempatan untuk balik lagi ke Jakarta mempersiapkan bekal lagi seperti yang kulakukan di bulan-bulan lalu di tahun-tahun lalu bergulat dan berjibaku dengan asap knalpot kota Jakarta memainkan angka-angka, target penjualan, bonus dan segala mimpi dan asa lalu saat kugapai mimpiku sembilan puluh persen untuk diriku dan sepuluh persen sisanya untuk Tuhanku * aku malu hingga di ramadhan inipun Tuhan telah menamparku dengan kemurahaan-Nya yaitu bulan yang penuh berkah tapi justru selama ini ku selalu berdagang dengan-Nya menyembah-Nya untuk melancarkan urusan duniawiku bukan mencari duniawi untuk meraih kedekatan bersama-Nya * aku malu ternyata aku belum berbelanja baju membuat kue ,  menyiapkan angpao dan semua persiapan untuk mudik ke kampung akheratku #Depok, 22 Juli 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun