Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gunung Salak Dan Aroma Mistis

18 Mei 2012   03:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:09 4640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis pagi, 17 Mei 2012 dari jalan Juanda Bogor di seberang mall Bogor Trade Center, Gunung Salak terlihat sangat indah dengan kabut putih yang masih menyelimuti. Tak nampak kalau seminggu sebelumnya telah terjadi peristiwa yang memilukan terhadap lima puluh penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 di salah satu puncaknya. Suasana dari kejauhan menampakkan kedamaian dan kesejukan pagi hari, mengiringi kesibukan penduduknya.

Kurang lebih 15 km dari Gunung Salak, penulis memotret aktifitas penduduk di pagi hari. Menyusuri kebun raya bogor sebelum melanjutkan perjalanan menuju Ciapus, sebuah daerah di dekat kaki Gunung Salak. Di Ciapus kami berkunjung ke rumah teman, dan mendapatkan banyak cerita seputar gunung Salak.

Dari pembicaraan dengan penduduk setempat yang telah menyaksikan evakuasi, penulis dapatkan informasi bahwa hari itu tim evakuasi korban pesawat Sukhoi masih bekerja keras melakukan evakuasi terhadap jenasah para korban yang masih tersisa. Jadwal evakuasi akan berakhir sampai hari Jum’at 11 Mei 2012. Jadwal ini adalah deadline pencarian korban.

Banyak cerita-cerita mistis yang diceritakan orang tentang gunung Salak. Ada beberapa yang belum terjawab sampai saat ini. Konon banyak para pendaki yang hilang tersesat dan tak pernah kembali pulang. Anehnya tak pernah ditemukan jasadnya jika mereka mengalami kecelakaan atau terjatuh dalam pendakian.

Menurut cerita, ada kalanya di sebuah tempat seseorang tak bisa mengenali atau melihat teman seperjalanan saat melakukan pendakian di gunung Salak. Itu yang sering mengawali hilangnya korban dan kemudian tak bisa ditemukan. Seperti masuk ke sebuah alam ghaib, dan lenyap tanpa bekas sedikitpun. Memang sulit dipercaya, tapi pada kenyataannya banyak korban tak berhasil pulang atau sekedar ditemukan jasadnya. Misteri hilangnya para pendaki gunung Salak seperti ini masih belum terjawab. Ayah teman penulis yang sudah tinggal di Ciapus sejak tahun 1939 pun tak pernah mendengar kabar ditemukannya beberapa korban yang hilang. Seperti ditelan bumi.

Kalau dari sisi logika, memang kondisi gunung Salak memiliki medan yang cukup unik dan sulit. Cuaca ekstrim, kabut tebal , medan yang sulit didaki karena kelembaban yang tinggi sehingga licin, juga masih banyaknya tempat-tempat yang masih perawan. Tempat yang masih perawan adalah jalur yang belum tersentuh oleh manusia dikarenakan tingkat kesulitannya cukup tinggi. Termasuk areal seputar tebing tempat Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan. Banyak anggota TNI yang mengeluhkan medan yang sulit dijamah. Bahkan dua orang TIM SAR dari Rusia pun urung melanjutkan perjalanannya ke TKP, karena tidak sanggup meneruskan perjalanan yang luar biasa sulit.

Ada angka statistik yang cukup mencengangkan, bahwa sudah ada lima kecelakaan pesawat terbang yang melibatkan gunung Salak dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Pesawat itu diantaranya: 1. Pesawat Paralayang Red Baron - 15 April 2004, 2. Pesawat Cesna - 20 Juni 2004 3. Pesawat Casa TNI AU – Juni 2008 4. Pesawat Latih Donner – 30 April 2009 5. Pesawat Sukhoi Superjet 100 – 9 Mei 2012.

Melihat banyaknya kecelakaan di kawasan gunung Salak ini, wajar jika banyak orang bertanya-tanya, ada apakah dengan gunung Salak ? Adakah medan magnet, daerah berbahaya, atau hal-hal lain yang sulit dijangkau akal ?

Mengaitkannya beberapa peristiwa kecelakaan ataupun orang hilang di gunung Salak, tentu tak habis-habisnya. Apalagi jika sudah dibumbui dengan hal-hal mistis. Ini bukan soal percaya dan tidak percaya. Tapi diperlukan kelapangan hati untuk saling menghormati bagi yang percaya maupun yang tak meyakininya sehingga tak ada ketakaburan dari masing-masing kubu.

Bagaimana pun, hal-hal ghaib dalam agama pun dinyatakan pula keberadaannya. Bahwa perihal ghaib itu ada, meskipun tak bisa dilihat dengan indera mata manusia. Namun tak selalu yang tak bisa diindera itu berarti tidak ada bukan ? Itulah sisi lain dari keterbatasan manusia, meskipun teknologi sudah bisa menakhlukkan angkasa dan samudera, tetap saja banyak hal yang tak bisa dijawab semuanya. Wallahu a’lam bishowab.

13373126901791357115
13373126901791357115
Berikut sebagian potret aktifitas penduduk di seputar kaki gunung Salak, kurang lebih 15 km dari gunung Salak.
13373127361400782892
13373127361400782892
13373127541633925116
13373127541633925116
13373127791227082227
13373127791227082227
1337312803482804476
1337312803482804476
1337313160397900685
1337313160397900685

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun