Jumat malam ini rasanya kurang enak badan. Sedikit meriang dan tenggorokan agak gatal. Mudah-mudahan besok pagi sudah baikan, karena ada undangan Omjay untuk hadir di Workshop PTK, Sabtu 12 Mei 2012 besuk di SD Fitrah Hanniah, Cibitung.
Sungguh suatu kehormatan orang biasa seperti saya diundang Guru Besar Omjay. Itu juga karena kebetulan nama saya ada di pengumuman pemenang lomba liputan kegiatan Intip Buku di gedung BI Thamrin 28 April 2012 lalu. Saya diminta untuk memberikan testimoni sebagai kompasianer. Tapi saya belum tahu kira-kira testimoni seperti apa yang dimaksud Omjay.
Alhamdulillah, kegiatan menulis yang dulu bermula  dari kesasar di Kompasiana bisa mempertemukan saya dengan orang-orang hebat seperti Omjay, pak Johan Wahyudi, Kang Pepih, mas Isjet, mas Choirul Huda, pak Agus Hermawan, pak Yusuf Dwiyono,bu Mugi Rahayu, dan banyak lagi temen-temen hebat yang lain yang selalu penuh semangat.
Nah, ceritanya nih saya menulis karena tidak ada ide menulis hari ini, saya tuliskan saja apa yang menjadi kata hati. Lagi pula sambil belajar untuk komit dengan mantranya Omjay. Pengin tahu apa yang akan terjadi. Mudah-mudahan gak jadi incredible hulk, yang kalo marah badannya jadi raksasa, hehehe.
Bicara tentang Omjay, jadi teringat apa yang dikatakan ustadz yang biasa memberi tausiah atau ceramah di tempat tinggal saya. Omjay sering menasehati untuk kita mencoba menulis setiap hari, atau menulis secara teratur. Atau menulislah sebelum atau sesudah tidur secara teratur. Nah kalo ustadz saya menasehati untuk selalu menjaga amalan-amalan dalam ibadah, meskipun sedikit. Baca Qur'an dua ayat-dua ayat setiap hari. Tidak apa-apa, toh ini juga proses pembelajaran. Sedikit tapi rutin dan continue itu lebih baik dari pada sekali banyak, besok-besok tidak dilakukan lagi.
Demikian juga dengan menulis. Usahakan jangan sampai berhenti menulis walaupun sedikit dan dengan tema apa saja. Jika dilakukan terus menerus, suatu saat kita mungkin tak akan  menyangka dengan apa yang kita hasilkan. Demikian pula dengan Omjay, dulu mungkin tidak terpikir olehnya akan tercipta buku-buku hasil menulisnya.
Kalo Ustadz bilang, balasan orang yang menjaga amalnya secara terus menerus adalah surga. Bahkan di jaman nabi, ada orang yang setiap sebelum tidur selalu memaafkan semua orang yang ada dalam kehidupannya, maka Nabi Muhammad mengabarkan bahwa kelak orang itu menjadi penghuni surga. Luar biasa bukan?
Dari sini saya berpikir, ah tidak ada ruginya kalau menulis secara rutin dan terus menerus itu dicoba. Lepas dari mau jadi apa nanti, yang pasti sebuah proses menulis itu tak akan merugikan. Minimal akan membuat otak kita aktif dan tidak cepat pikun. Seperti nasehat Omjay.
Itulah gambaran saya tentang Omjay. Tak berlebihan rasanya jika saya menyebut beliau adalah ustadz dan motivator dalam menulis.
Salam Menulis.