Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Masuk Rumah Sakit Jika Tak Ingin Tambah Sakit

2 April 2012   02:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pasti banyak yang tidak setuju dengan judul di atas. Karena lazimnya kalau orang sakit ya dibawa ke rumah sakit untuk disembuhkan. Masa dibawa ke bengkel motor ? Hehehe... Tapi saya berpendapat lain. Justru kalau orang sakit dibawa ke rumah sakit seringkali malah tambah sakit. Gak Percaya ?

Salah satu kerabat saya pernah mengalami keluhan di pinggang. Kondisinya sebenarnya masih normal dan cukup bugar saat awal  masuk ke rumah sakit. Tapi setelah dirawat di rumah sakit akhirnya diminta opname dengan waktu yang tidak jelas sampai kapan. Pelayanan seadanya dan dokter atau perawat tidak terlalu peduli dan pro aktif merawat kesehatannya. Dokter akan bergerak untuk melayani jika famili pasien yang menunggunya berteriak-teriak mohon dilakukan pemeriksaan dan membujuk untuk lebih diperhatikan. Mungkin karena kelas ekonomi dengan jumlah pasien dalam satu kamar bisa lebih dari 10 orang. Jadinya pelayanannya pun kalau dokter ingat. Akhirnya apa ? setelah satu bulan dirawat dan divonis menderita penyakit ginjal justru semakin lama semakin bertambah parah. Setelah menjalani operasi akhirnya nyawanya tak tertolong.

Ada lagi famili yang lain, menderita penyakit jantung. Tidak berapa lama setelah disarankan untuk operasi bypass dan keluarga sudah bersepakat untuk dilakukan operasi, ternyata tak berapa lama setelah operasi pasien tidak kuat bertahan, dan selesai sudah riwayat hidupnya.

Banyak juga cerita tentang bagaimana pasien harus menebus obat yang demikian banyak, padahal penyakitnya biasa-biasa saja. Ini biasanya pasien menjadi santapan pemasaran obat para Sales obat yang sudah memberikan banyak entertainment kepada sang Dokter. Dan Dokter pun berhutang budi dengan para salesman obat, sehingga terpacu untuk menjual obatnya meskipun pasien tak terlalu memerlukan obat tersebut.

Dan di media-media, banyak pemberitaan tentang pasien yang mengalami mal praktek, akibat kecerobohan tim dokter. Kalo hal ini terjadi biasanya pasien yang sudah jatuh tertimpa tangga pula, mengadu malah terkena tuntutan hukum karena mencemarkan nama baik. Akhirnya banyak yang diam dengan menanggung penderitaan berupa sakit yang makin bertambah.

Belum lagi para pasien yang tak memiliki jaminan pembayaran ke rumah sakit terutama pasien yang yang kondisi ekonominya pas-pasan alis miskin, belum apa-apa sudah ditanya penjamin  padahal penyakitnya harus segera dirawat di Unit Gawat Darurat. Akhirnya sang pasien tak jadi masuk rumah sakit karena tak ada tempat untuk orang miskin. Jadinya sakitnya malah bertambah sakit.

Dan mungkin masih banyak lagi cerita orang sakit jadi tambah sakit saat masuk rumah sakit. Jadi maksud saya, seharusnya orang sakit itu dimasukkan ke Rumah Sehat.Yaitu rumah yang :
1. Melayani orang sakit dengan hati dan keahlian medis
2. Melayani  tanpa memikirkan target penjualan obat seperti perusahaan dagang
3. Melayani orang sakit tanpa memandang latar belakang ekonomi pasien terlebih dahulu
4. Melayani orang sakit dengan penuh kesabaran dan menjunjung tinggi etika kedokteran.
5. Melayani orang sakit dengan kesungguhan dan kehati-hatian sehingga tak terjadi mal praktek.
6. Melayani orang sakit dengan semangat membantu sesama dan yakin bahwa bantuannya akan menjadi amal mulia di samping dampak keuntungan finansial para dokter tentunya.

Mungkin itulah rumah yang akan mampu mengobati pasien dengan baik, sehingga tak ada kekhawatiran - kekhawatiran baik phisik maupun psikis saat menghadapi para dokter dan ahli medis di Rumah Sehat, Rumah tempat orang sakit mendapatkan kesembuhan dan kesehatan.

Jadi perlukah kata Rumah Sakit diubah menjadi Rumah Sehat ? Mungkin perlu, tapi yang lebih perlu dan penting adalah mengubah budaya dan perilaku dunia kedokteran agar lebih melayani pasien sesuai dengan etika kedokteran yang sebenarnya tinggal melaksanakannya saja. Tentu saja tak semua dokter seperti yang saya sebutkan di atas, masih banyak dokter yang penuh kesungguhan, keikhlasan dalam menjalani profesinya. Namun tak sebanding dengan banyaknya pasien yang sangat membutuhkan.

Semoga pemerintah yang sekarang atau  akan datang bisa menyediakan Rumah Sehat agar masyarakat merasakan manfaat pembangunan dan mungkin manfaat  kenaikan BBM  terhadap pelayanan kesehatan bisa lebih diperhatikan.

Salam Sehat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun