Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapitalisme Memustahilkan Zero Stunting

17 Desember 2023   18:02 Diperbarui: 17 Desember 2023   18:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cegahstunting.com/

Kemiskinan Struktural, Pangkal Problem Stunting 

Semua pihak, termasuk pemerintah, sepakat dengan pandangan objektif bahwa stunting masalah genting. Namun ada hal objektif lain yang pemerintah berusaha mengingkari, yakni bahwa problem stunting berpangkal dan mustahil dipisahkan dari problem kemiskinan struktural suatu negara. Kemiskinan struktural sendiri merupakan hasil dari penerapan sistem kapitalisme sekuler yang meniscayakan kekayaan negara hanya berputar di sekitar para kapital (pemilik modal), sedangkan mayoritas rakyat jauh dari kesejahteraan.

Kasus stunting pada anak-anak bukan sekedar masalah gizi yang tidak tercukupi. Namun bagaimana sebuah keluarga itu mampu memenuhi kebutuhan gizi.  Kemampuan ini berkaitan erat dengan kondisi perekonomian keluarga. Sementara faktanya banyak keluarga saat ini terjebak dalam kemiskinan ekstrem. Sehingga jangankan berpikir mengenai gizi, untuk sekedar makan layak saja, banyak keluarga yang tidak mampu. Kemiskinan ekstrem terjadi karena kemiskinan sistemik akibat penerapan sistem kapitalisme.

Kapitalisme memposisikan Negara hanya sebagai regulator yang abai terhadap kebutuhan rakyat. Kapitalisme juga menghasilkan penguasa yang memanfaatkan kedudukannya untuk memperkaya diri. Alhasil, penguasa akan setengah hati mengurusi rakyat.

Di sisi lain, prinsip kebebasan kepemilikan kapitalisme membuat pemilik modal mudah menguasai sumber daya alam. Padahal kekayaan ini adalah harta yang seharusnya digunakan untuk mengurus rakyat, seperti menyediakan layanan kesehatan gratis, menyediakan lapangan pekerjaan dan sebagainya. Kasus stanting tidak akan benar-benar selesai jika masyarakat terus-menerus dipimpin oleh sistem kapitalisme. Penguasa hanya akan sibuk bermain-main dengan angka, sementara anak-anak tetap dalam kondisi stunting yang semakin memprihatinkan.

Islam, Solusi Penting Atasi Stunting

 Akan sangat berbeda jika negara di tengah masyarakat adalah negara dengan penerapan islam kaffah. Negara dalam sistem islam bukan negara abai seperti negara kapitalisme. Namun negara peri'ayah atau pengurus. Karena itu, wajib dalam sistem islam untuk negara agar mengurus rakyatnya optimal dengan upaya terbaik. Jika ada masalah yang mengancam, negara akan berupaya keras untuk menyelesaikannya.

Rasulullah saw bersabda : "Seorang istri adalah pemimpin atas rumah suaminya dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya." (HR. Bukhari)

 Untuk mengatasi kasus stunting, maka negara akan memastikan setiap anak individu per individu terjamin kebutuhan gizinya. Dimulai dari keluarga,  negara akan memastikan setiap kepala keluarga mendapat pekerjaan sehingga mereka bisa memberi nafkah kepada keluarga mereka dengan makruf. Lapangan pekerjaan di dalam Khilafah begitu terbuka luas dan mudah diperoleh. Sebagai contoh, dari sektor sumber daya alam, kekayaan alam di negeri-negeri kaum muslimin begitu melimpah sehingga ketika kekayaan ini dikelola secara mandiri, tentu akan menyerap tenaga ahli dan tenaga terampil dalam jumlah besar.

Selain itu, di sektor pertanian, industri perdagangan barang dan jasa juga akan membuka lapangan pekerjaan yang memadai. Dengan bekerjanya seorang ayah, sebuah keluarga telah memiliki kemampuan daya beli barang dan jasa. Selanjutnya, Negara dalam sistem islam akan memastikan ketersediaan bahan pangan yang mampu dijangkau oleh daya beli masyarakat. Negara juga berkewajiban menghilangkan distorsi pasar seperti penimbunan, mafia pangan, kartel dan sejenisnya. Distorsi ini merusak pasar karena membuat harga-harga melambung tinggi sehingga tidak bisa dijangkau oleh semua masyarakat.

 Dengan demikian, anak-anak telah tercukupi gizinya dari dalam keluarga. Di sisi lain, Negara juga berkewajiban menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan gratis. Dalam Islam, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar publik yang mutlak ditanggung oleh negara. Bukan sektor komersial seperti dalam sistem kapitalisme saat ini. Semua warga baik miskin atau kaya, muslim atau kafir, mereka mendapat pelayanan yang berkualitas. Hingga para ibu akan mudah memeriksakan kondisi kesehatan anak-anak mereka. Termasuk konsultasi gizi, para ibu juga mudah mendapatkan edukasi dari dokter anak, bagaimana merawat dan memenuhi kebutuhan gizi anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun