Mohon tunggu...
Heri Bertus A Toupa
Heri Bertus A Toupa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Gemar travelling dan membaca - Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ketika Suami Menjadi Bapak Rumah Tangga

7 Januari 2023   04:45 Diperbarui: 7 Januari 2023   05:58 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda semuanya pernah mendengar istilah Bapak Rumah Tangga selama ini? Mungkin yang Anda dengar dan tahu adalah Ibu Rumah Tangga alias IRT!!! Iya, Ibu Rumah Tangga (IRT) tepatnya melekat pada sosok seorang ibu yang mengurus rumah mulai dari hal - hal yang paling kecil sampai pada hal - hal yang paling besar.

Seorang ibu boleh bangga menjadi seorang ibu rumah tangga karena tanpa dia sang suami dan anak - anak akan terlantar. Segala pekerjaan akan dilakukan tanpa mengeluh, ngomel dan marah - marah. Mulai dari pagi, sudah sibuk menyiapkan segalanya, khususnya sarapan pagi buat sang suami dan anak - anak yang akan berangkat sekolah. Setelah itu dilanjutkan dengan membersihkan rumah, mencuci, mengepel lantai, belanja ke pasar, memasak dan sebagainya. Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, itulah tugas negara seorang ibu yang sama terus dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun.

"Apakah pernah kita membayangkan betapa berat dan lelahnya seorang ibu dalam melaksanakan tugasnya? Tak sedikitpun rasa lelah dan mengeluh beliau ucapkan ketika selesai mengerjakan segala urusan rumah tangga".

Mungkin sebahagian ibu kita tidak bergelar sarjana atau master di bidang sesuatu, tapi tugas yang ia emban sangat mulia dan berjasa dari segalanya. Hal yang paling berjasa adalah ketika membesarkan dan merawat anak - anak mulai dari rahim sampai mereka besar. Merawat dan membesarkan anak adalah suatu pekerjaan yang sangat berat, memang kalau dilihat secara kasat mata sangatlah gampang, tapi ketika kaum bapak di suruh jaga anak sekitar 1 jam saja pasti akan menyerah dan tak sanggup.

Pendidikan yang paling pertama di dapat oleh seorang anak yaitu dari ibunya. Anak yang dilahirkan akan diajarkan oleh ibunya bagaimana mereka ketawa, berbicara, makan dan minum. Ini tentunya bukan suatu pendidikan yang formal, tetapi ini adalah dasar pendidikan di rumah tangga yang diberikan oleh seorang ibu kepada anak - anaknya,  kelak sang anak akan tumbuh dengan baik dan benar. Ibu itu merupakan multi talent yang bisa melakukan apa saja, walaupun kadang kala ia tidak mendapatkan perlakuan tidak baik dari anak - anaknya setelah dewasa.

Sekarang kita balik alur ceritanya begini, bagaimana kalau pekerjaan ibu rumah tangga dilakukan oleh kaum adam alias kaum bapak. Jadi nanti akan ada istilahnya juga "Bapak Rumah Tangga (BRT)". Jadi kalau ada yang tanya, apa pekerjaan bapak kamu dek? jawab adeknya dengan bangga sekali " Bapak Rumah Tangga, tante"...!!!

Di negara luar, contohnya di benua Eropa yang saya perhatikan dengan seksama , ada kesetaraan antara kaum adam dan hawa dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Urusan rumah tangga tidak melulu dilakukan oleh kaum wanita, tetapi dilakukan juga oleh kaum pria, teristimewa ketika mereka sudah menikah. Ada persamaan antara hak dan kewajiban yang harus dilakukan bersama - sama dalam rumah tangga, apalagi ketika sudah memiliki anak. Sebagai contohnya, pekerjaan wanita yang dilakukan oleh pria, seperti: belanja di supermarket, jaga dan bawa anak ke penitipan anak, masak dan cuci piring di dapur, buat kopi atau teh sendiri, bersihkan rumah, membawa & menjemput anak ke sekolah, dan sebagainya.

Dari kesekian contoh diatas, bapak dan ibu di negara luar sana sama - sama melaksanakan tugas dan perannya dalam rumah tangga. Tidak ada perbedaan satupun yang mana akan dilakukan, tetapi ada kesadaran bahwa selagi tu masih bisa dikerjakan, pasti akan dikerjakan. Ada kesetaraan peran untuk melakukan tugas -tugas yang ada di rumah, walaupun ibu dan bapak sama - sama sibuk dengan pekerjaan masing - masing. 

Bukan berarti bahwa ibu saja yang mempersiapkan segala makanan trus ibu nya pula yang membersihkan dapur, tetapi ada kerja sama yang terjalin setelah makan bersama, seperti: cuci piring, membersihkan dapur, buang sampah serta mengelap segala pring dan gelas. Oleh karena itu, orang - orang Western sangat jarang dalam memakai jasa pembantu rumah tangga alias mbok, bibi, neng, non atau secara kasarnya babu, kecuali kalau sang ibu dan ayah yang sangat sibuk dengan pekerjaan, maka mereka baru memakai jasa Nanny dalam urusan pekerjaan rumah tangga, khususnya jaga anak.

Berbicara beberapa dekade lalu, segala pekerjaan di rumah dilakukan oleh seorang ibu. Secara kultural dan hirarki, yang mengepalai rumah tangga adalah seorang ayah dalam rumah tangga dan ibu yang bertanggung jawab mengenai urusan dapur dan rumah. Tugas seorang ayah hanya bekerja dalam menafkahi keluarga serta melakukan beberapa pekerjaan berat. Sementara para kaum ibu hanya bertugas mengurus anak dan dapur, serta kadangkala membantu sang suami dalam bekerja, seperti: di kebun, sawah, toko dan sebagainya.

Mungkin sejenak kita berpikir dan merenung kembali, bagaimana ibu kita sendiri yang rela dan bersedia menjadi Ibu Rumah Tangga sepenuhnya tanpa menuntut sesuatu dari kita sebagai anak - anaknya!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun