Mohon tunggu...
Heri Bertus A Toupa
Heri Bertus A Toupa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Gemar travelling dan membaca - Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajarlah dari India yang Lengah di "Second Wave of Pandemic"

27 April 2021   01:56 Diperbarui: 27 April 2021   12:50 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pasien covid-19 yang harus berbaring bersama di atas sebuah ranjang (Source. Reuters.com)

Seperti yang diketahui melalu media massa bahwa kasus covid-19 di India mengalami peningkatan yang sangat drastis saat ini. Boleh dikatakan setiap harinya ada saja yang meninggal. 

Hari minggu dini hari saja (25/04/2020), menurut BBC news bahwa sekitar 349.691 yang sudah terinfeksi dan sekitar 2.767 nyawa sudah melayang dalam waktu itu.

Melihat angka itu, negara India kini menempati peringkat kedua setelah Amerika di dunia untuk angka yang paling tinggi dalam kasus virus corona yang telah terinfeksi (coronavirus infection).

Yang lebih parahnya lagi, sejumlah rumah sakit yang ada di India telah kehabisan stock untuk tabung oksigen. Hal ini disebabkan oleh jumlah pasien yang lebih banyak  dibandingkan dengan jumlah persediaan tabung oksigennya sendiri, sehingga para dokter yang bertugas sangat kewalahan menangani sejumlah pasien yang membutuhkan bantuan oksigen untuk bernapas.

Karena saking kurangnya persediaan tabung oksigen di India saat ini, sejumlah rumah sakit mengirimkan sinyal SOS (Save Our Souls) ke beberapa daerah lainnya dan negara tetangga untuk meminta supply tabung oksigen mengingat para pasien covid banyak yang meninggal akibat sulitnya bernapas dan pasien terus bertambah.

Diperkirakan bahwa para pasien covid di India meninggal karena tidak bisa lagi mendapatkan bantuan oksigen dari rumah sakit, serta kapasitas dari rumah sakit sudah tak bisa menampung lagi orang-orang yang datang untuk dalam keadaan gawat darurat, khususnya yang sudah terpapar virus corona dengan kondisi mereka yang sangat sulit bernapas, ditambah lagi mereka telah ditolak oleh pihak rumah sakit karena tak bisa lagi ditolong akibat kekosongan tabung oksigen dan tak adanya tempat tidur buat pasien.

Sebuah pengumuman bahwa supply oksigen belum tersedia/telah habis( source: bbc.com)
Sebuah pengumuman bahwa supply oksigen belum tersedia/telah habis( source: bbc.com)
Selain itu, segala usaha dilakukan dengan menelepon sanak saudara, family, dan teman-teman untuk bisa mendapatkan akses masuk ke dalam rumah sakit.

Bahkan kalau sudah masuk atau menginap di rumah sakit, masih ada usaha yang harus dilakukan lagi yaitu bagaimana mendapatkan perawatan dari para medis, khususnya harus mendapatkan tabung oksigen karena sudah kehabisan dan sangat langka keberadaannya.

Karena saking sulitnya, keluarga pasien sampai harus berlutut layaknya seorang pengemis untuk meminta belas kasihan dari para tenaga medis untuk memberikan perawatan kepada sanak saudaranya yang kesulitan bernapas dan tak sadarkan diri.

"Anda bisa bayangkan saat ini di India, demi bisa bernapas saja kita harus mengemis di hadapan para dokter layaknya minta-minta di jalan".

Untuk mendapatkan tabung oksigen saja di India sangatlah susah saat ini, itu pun kalau ada harus berebut dengan banyak orang di antara ratusan ribu penduduk India yang sudah terinfeksi oleh virus corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun