"Ada yang saya bisa bantu pak", tegur salah seorang penjaga toko HP. Uhmmmm...iya dek, saya mau cari sebuah handphone yang harganya relatif murah tapi kualitasnya okay.
Ohhhh, ada pak. Di sini kami menawarkan banyak jenis HP dengan berbagai fitur dan kecanggihan yang ada dan harganya sesuai juga dengan kondisi kantong bapak, pelayan tokonya sambil tersenyum menjelaskan segala bentuk HP yang di pajang didalam lemari dan diatas meja dan berpikir semoga handphone yang mahal yang akan dibelinya.
Setelah saya melihat dan memegang langsung handphone-nya serta mendapatkan penjelasan yang lebih rinci lagi dari pelayan tokonya, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sebuah handphone yang sesuai dengan isi kantong saya, dan kecanggihan segala fitur yang dimiliki sangatlah bagus  untuk dimiliki.Â
Saya membeli sebuah HP yang berbasis Android yang mereknya cukup terkenal juga untuk masyarakat di Indonesia dengan harga yang lumayan terjangkau (tidak mahal amat dan tidak murah banget), serta memilik kecepatan & spesifikasi yang baik pula, cocok untuk membuat video dan hasil gambarnya sangat bagus dan tajam terlihat dari besar megapixel-nya pada kameranya.Â
Selain itu, ruang tempat peyimpanan datanya baik internal & eksternal yang lumayan besar pula, sehingga bisa menampung sejumlah video dan foto dalam jumlah yang besar pula.
Memang sebelum saya pergi ke toko untuk membeli HP, saya mencari info terlebih dahulu tentang jenis HP apa yang saya akan beli berdasarkan kondisi keuangan dan fungsinya. Saya melakukan proses searching mulai dari menonton videonya di Youtube dan melihat lebih jauh lagi tentang segala fiturnya dengan masuk ke dalam website.Â
Saya rasa bahwa salah satu barang yang paling berharga sekarang ini buat kita sebagai manusia adalah memiliki sebuah handphone. Pada dasarnya, dengan kehadiran alat komunikasi yang serba canggih dan ter-update setiap saat ini sangat membantu segala kegiatan umat manusia yang ada di bumi ini.Â
Orang-orang sudah tidak bergantungan lagi pada telepon rumah milik tetangga atau pergi ke wartel (warung telekomunikasi) untuk menelepon sanak saudara di kampung.Â
Masih teringat di era 90-an sampai 2000-an ke atas, para pengguna jasa wartel sangatlah booming dan di setiap lorong ada saja yang membuka usaha ini, karena pada saat itu kemunculan sebuah telepon genggam belum se-booming seperti saat ini.Â
Saya sendiri pribadi selalu pergi ke wartel untuk menelepon orang tua di kampung ketika masih kuliah di Makassar sekitar tahun 2003 - 2007, ketika uang bulanan sudah mulai menipis..hehehe!!!Â