Mohon tunggu...
heri latief
heri latief Mohon Tunggu... -

penyair

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obral Moral Kolonial

4 Januari 2012   17:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

tetangga depan kayaknya lupa menutup korden jendela kamarnya, astaga apa betul dia lupa atau belagak lupa? padahal dia tau pemandangan gratis striptis itu bikin salah satu penonton lupa dengan masakannya yang di atas kompor, hanguslah sudah gulai kambing anti kolesterol. ini namanya pengalihan perhatian yang sangat berbahaya efeknya.

begitulah awal cerita suka duka tinggal di kota yang letaknya di bawah permukaan laut, bangunan antik yang saling berdempetan, ada juga gedung yang sudah miring karena fondasinya melorot, maklum dulunya daerah rawa.

dengarlah gema swara roda trem bagai nadanya kehidupan, panjangnya jalan trem meliuk-liuk melintasi perumahan dan pelabuhan kapal pesiar, dan jagan lupa daerah "rumah kaca" di zeedijk sebagai pelengkap kenikmatan dunia.

sisi lain dari kotanya voc adalah kanal-kanalnya yang dibangun di atas keringat darahnya petani di jawa yang kerja rodi di zaman tanam paksa. di bangunan artistik megah itu seperti ironinya kekejaman kolonial yang tak bisa dibayangkan oleh akal sehat.

dari balik keindahan ada sesuatu pertanyaan pada alam, manusia adalah bagian dari natur, naturisme itu kemauan hati yang melawan "moral", sedangkan pembangkangan manusia terhadap aturan sudah setua usia dunia, begitulah, apakah "obral" badan juga bagian dari hak asasi manusia?

amsterdam, 4 januari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun