Mau jadi penguasa 100 tahun?, itu sangat gampang, mau tunda pemilu?, itu perkara remeh temeh. Itulah bahayanya tanpa ada oposisi di parlemen atau pemerintahan. Penguasa akan bisa bebas melakukan apa saja nyaris tanpa hambatan secara normatif.Â
Misalnya kebijakan tentang IKN atau yang sedang hangat adalah isu tentang perpanjangan masa jabatan presiden, mau ribut serusuh apapun, sesungguhnya ini adalah perkara yang sangat remeh.Â
Sumpah, asal Jokowi mau saja, gak sampai 5 menit jadi itu barang meskipun diluar sana banyak para praktisi dan pengamat berdebat sana sini di layar kaya.Â
Demi Allah itu gak ada gunanya jika Jokowi mau. Jangankan 3 periode, 100 periode pun hanya 5 menit jadi itu barang, gak ada yang bisa menghalanginya kecuali rudal Vladimir Putin tiba-tiba nyasar kesini.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pak Jokowi mau atau tidak ?, yah, secara normatif tentu tidak mau, sebab pasti Jokowi ingin menjaga wibawa kenegaraannya di depan rakyat bahwa dirinya adalah aktor penganut konstitusi, namun secara empiris sesungguhnya ini adalah agenda yang terencana, sebab ada dorongan dan tekanan yang kuat dari kelompok kepentingan, utamanya para oligarki dengan pendekatan kapitalisnya.Â
Itulah yang menjelaskan mengapa isu ini dimunculkan secara tiba-tiba di tengah muncul dan ramainya argumentasi tentang Pilpres 2024 dan munculnya tokoh-tokoh populer lainnya untuk 2024 mendatang, agar para tokoh-tokoh populer tersebut secara perlahan menguburkan hasratnya menuju istana sampai mereka tidak populer lagi dengan konsekuensi tanpa panggung.
Selanjutnya apakah isu ini adalah sesuatu yang tiba-tiba muncul karena alasan covid dan pemulihan ekonomi, atau isu yang benar-benar terencana?, penulis pastikan ini isu yang sudah terencana secara matang meskipun baru saat ini riuh itu muncul.Â
Bapak ibu pembaca yang budiman, isu ini adalah isu besar bagi bangsa dan negara, tidak mungkin datang dan lahir di ruang hampa tanpa ada kepentingan dan rencana yang matang disitu.Â
Sekali lagi Ini kerja kolektif dan terencana secara matang. Mau angkat ketua RT saja sangat terencana kok apalagi sekelas perpanjangan masa jabatan presiden yang konsekuensinya ke amandemen konstitusi.
Apa indikatornya kenapa ini disebut terencana secara matang?, itu berawal dari "setting strategi" penguasa dalam menghimpun beberapa partai oposisi untuk masuk ke kabinet, maka terdiamlah pion-pion kecil atas nama ketum partai.Â