Mohon tunggu...
heriiwansaraate
heriiwansaraate Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Hidup lah seperti air tenang tapi membunuh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Sejarah Kemalikussalehan, Implementasi Lima Pilar di Kehidupan Lokal

7 Desember 2024   01:54 Diperbarui: 7 Desember 2024   01:57 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemalikussalehan bukan hanya sebuah konsep, tetapi warisan budaya dan spiritual yang tumbuh dari sejarah panjang masyarakat lokal. Di berbagai daerah, kemalikussalehan tercermin dalam tradisi yang menggabungkan nilai-nilai agama, budaya, dan kehidupan sosial. Ia menjadi bukti bagaimana masyarakat membangun harmoni antara ajaran agama dan praktik hidup sehari-hari.

Sejarah kemalikussalehan sering kali dimulai dari peran tokoh agama dan ulama dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat lokal. Tradisi seperti pengajian rutin, kenduri, dan gotong royong menjadi sarana untuk menguatkan hubungan spiritual sekaligus sosial. Tidak hanya berfokus pada ibadah personal, kemalikussalehan juga mencakup nilai-nilai yang memajukan komunitas secara keseluruhan.

Dalam implementasinya, kemalikussalehan dapat dirangkum dalam lima pilar utama yang terus relevan hingga kini:

 1.Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Tradisi keagamaan lokal, seperti shalat berjamaah, zikir bersama, dan peringatan hari besar agama, adalah bentuk nyata dari pilar ini. Masjid dan mushola menjadi pusat aktivitas spiritual yang menyatukan masyarakat.

 2.Kepedulian Sosial

Gotong royong dalam membangun fasilitas umum, membantu tetangga yang membutuhkan, hingga partisipasi dalam kegiatan sosial menunjukkan bagaimana nilai kepedulian sosial dijalankan.

 3.Pendidikan Moral dan Agama

Keberadaan pengajian anak, Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), dan lembaga pendidikan berbasis agama menjadi sarana penting untuk melestarikan kemalikussalehan di generasi muda.

 4.Pelestarian Tradisi Lokal

Tradisi seperti sedekah bumi, perayaan Maulid Nabi, dan kenduri memiliki nilai spiritual yang diintegrasikan dengan budaya lokal, sehingga menjaga identitas masyarakat tanpa meninggalkan ajaran agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun