Mohon tunggu...
Heri Hermawan
Heri Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Reseacher Publik | Pegiat Literasi Tangerang | The Young Entrepenuer

Hobby : Ngopi sambil Baca-baca buku, kadang suka motoran, kadang blusukan ke kebon naik Gunung, biasa iseng² jadi kang photo dan Tour Guide. Minat Bacaan : Filsafat, Fiksi, Self improvment, Baca Quote Para Filsuf dan Sufi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dilema Eksistensi

30 April 2024   17:00 Diperbarui: 30 April 2024   17:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"sumber gambar: pinterest/sam"

Di keheningan malam, hati tersapu sunyi,
Mencari makna dalam labirin rindu dan penantian,
Terdengar gemuruh dalam diam, suara hati merindu,
Mengalun indah, membasuh jiwa dalam cinta yang hakiki.

Tidak mungkin dalam satu hati ada dua cinta,
Sebab cinta yang sejati, mengalir tak terputus,
Seperti sungai yang mengalir ke lautan rindu,
Menyatu dalam keagungan cinta Ilahi yang abadi.

Dalam setiap detik yang tergores di alam fana,
Dekatkan diri pada-Nya, dalam setiap hela nafas,
Cinta yang bersumber dari cinta Ilahi,
Menyinari jalan, melebur dalam esensi kehidupan.

Mengarungi samudera batin, menjelajahi alam rasa,
Hanya dalam zikir dan tasbih, cinta terpatri dalam hati,
Takdir yang terukir, rahasia yang tersembunyi,
Tersingkap dalam cinta yang menyatu, dalam sejuta warna.

Tidak mungkin dalam satu hati ada dua cinta,
Karena cinta yang hakiki, bersumber dari Yang Esa,
Dalam perjumpaan dengan-Nya, hati merasa tenang,
Mengalirkan cinta kepada seluruh alam semesta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun