Mohon tunggu...
Heri Hermawan
Heri Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Reseacher Publik | Pegiat Literasi Tangerang | The Young Entrepenuer

Hobby : Ngopi sambil Baca-baca buku, kadang suka motoran, kadang blusukan ke kebon naik Gunung, biasa iseng² jadi kang photo dan Tour Guide. Minat Bacaan : Filsafat, Fiksi, Self improvment, Baca Quote Para Filsuf dan Sufi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hilang Arah

24 April 2024   22:00 Diperbarui: 24 April 2024   22:18 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Canva

Hilang arah di tengah malam gulita,
Bintang-bintang pun tak lagi berseri,
Langit kelam menelan jejak yang hilang,
Pencarian yang tak kunjung berujung.

Di antara kabut tebal yang menyelimuti,
Hati mencari tanda-tanda keberadaan,
Langkah terhenti di persimpangan jalan,
Ragaku tak mampu menggapai cahaya.

Mimpi-mimpi hanyut dalam arus waktu,
Kenangan-kenangan pudar tak terjangkau,
Hilang arah di labirin kesunyian,
Menanti petunjuk dari kehampaan.

Namun, dalam kegelapan yang meliputi,
Ada sinar kecil yang tetap menyala,
Harapan mengemuka dari balik bayang,
Menuntun langkah, menemukan arah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun