Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian. (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Si Calon Ngegas Poll, Penjara atau RSJ Resikonya

11 Januari 2024   11:25 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:18 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah-kisah pilu, bagaimana "tim sukses" yang hanya "ngerjain" atau "morotin" para calon, bukan kisah fiksi, namun sebuah kenyataan dan akan menjadi fenomena menyesakan dada bagi yang jadi korbannya.

Agar tidak menyesal dikemudian hari pascapemilu, ini yang perlu disiapkan bagi para "calon" :

Pertama, jauh-jauh sebelum mendaftarkan diri untuk "terjun" ke arena pemilihan sudah dihitung-hitung persiapan lahir dan batin. Sudah membayangkan budaya "biaya tinggi" dalam politik saat ini, sehingga jangan sampai pada awalnya "modal" keyakinan akan dapat dukungan, di tengah jalan atau dalam minggu-minggu mendekati hari -H coblosan menjadi goyah, akhirnya nekad menjual aset-aset berharga, tanpa lagi menggunakan akal sehat. Yang penting harus menang! Bila ini yang terjadi, maka konsekuensinya harus pula siap menanggungnya.

Kedua, bila jauh-jauh hari, termasuk pada hari-hari belakangan sudah ada bayangan kemenangan, banyak memeroleh dukungan, jauhkan dari pikiran setelah kelak tercapai tujuan, duduk di singgasana yang diharapkan, akan bisa mendapatkan "banyak uang" atau "limpahan uang" dengan mudah. Sebab bila ini yang terjadi, maka bersiaplah seolah menginjakan satu kaki ke penjara, satu kaki di  kuburan. Artinya, bila nekad ingin mendapatkan "uang dengan mudah" alias membuka peluang diri melakukan korupsi, maka penjara atau sakit penyebab kematian menjadi resikonya.

Yakinlah, sekali melakukan korupsi, dua tiga kali aman, berikutnya akan diciduk oleh KPK, Kejaksaan atau Polisi. Karena, rumus-nya : Banyak koruptor yang tertangkap setelah ia berulang kali menikmati hasil uang yang tidak sah tadi. Jarang, yang baru sekali melakukan kemudian tertangkap.

Jadi, learning point ini semua tiada lain adalah : bagi mereka yang tengah berambisi di ajang pemilu 2024, tetap kendalikan diri, jangan sampai menutup hati dengan nekad ngegas hingga menempuh segala cara.

Salam Anti Korupsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun