Masih lanjutan rehat menulis tentang korupsi, kali ini saya akan mengenalkan menu oplosan mie ayam dan sio may.Â
Seringkali, inovasi atau kreasi baru muncul pada jenis makanan. Entah kreasi yang disengaja oleh chief di hotel, ibu-ibu atau bapak-bapak yang gemar olah masakan di dapur.Â
Kali ini, kreasi ini muncul dari pedagang mie ayam yang juga berjualan siomay. Saya tidak mengenal namanya, namun sosoknya saya kenal sebagai adik Kodir, pemilik warung jujugan Pegawai KPK, di Jalan Gembiran atau Depan Rutan KPK, Setiabudi Jakarta Selatan. (Baca : Integritas Kodir, Pemilik Warung Jujugan Langganan Pegawai KPK).
Warung mie ayam dan sio may adik Kodir tersebut selalu ramai, bahkan bila sudah sore menjelang tutup kantor, dagangan sudah habis. Saya tidak tahui sejak kapan muncul "oplosan" mie ayam dengan siomay tersebut, namun ini saya alami ketika sore kemaren, ketika akan makan , warung Kodir tutup, liburan hingga awal tahun.
Karena males nyari warung lain, masuklah saya ke warung adik Kodir tersebut. Menu yang ingin saya santap sebenarnya sio may, namun terlihat hanya bulatan siomay yang tersisa. Racikan sio may lainnya, yaitu telur, kol, tahu dan rebusan pare sudah habis.
"Nyoba Mie Ayam oplos Sio May Pak." Tawar adik Kodir.
"Maksudnya gimana?"
"Mie ayam seperti biasa, ditambah bulatan sio may beserta bumbu kacang-nya."
"Enak memangnya?"