Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian. (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebiji Semangka Dari Masjid KPK

3 November 2023   10:17 Diperbarui: 3 November 2023   10:17 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel saya di hari Jumat, rehat bahas tentang korupsi. Kali ini ihwal sebiji semangka dari Masjid KPK, judulnya. Ini narasinya :

Apa hubungannya buah semangka dengan Masjid Al-Iklas yang ada di Gedung Merah Putih KPK? Hubungan secara fisik, tentu tidak ada. Namun, secara filosofi, semangat perjuangan yang bergaung di Palistine, menggemuruh dan menggoncang sanubari jamaah di Masjid tersebut. Mungkin, bila dinilai dengan berapa nilai rupiah yang berhasil dikumpulkan, untuk kemudian didonasikan kepada rakyat Palistine, sangatlah tidak seberapa, dibanding dengan korban masyarakat sipil, infrastruktur hingga kerugian immaterial lainnya berupa rasa damai di sana.

Takmir masjid Al Iklas-KPK, sejak dua minggu yang lalu, menyuarakan donasi dengan target sekian puluh juta rupiah, yang bisa langsung melalui kotak-kotak infaq ataupun melalui QRIS. Sebuah cara tradisional dalam penggalangan dana. Sebuah tekad tulus penuh keiklasan para jamaan, yang ditujukan bagi sesama-nya di "negeri semangka" tersebut. Kotak infaq yang biasanya diperuntukan untuk kas masjid, kali ini untuk beberapa pekan dikompulir khusus untuk didonasikan ke Palistine.

Apa yang dilakukan oleh jamaah masjid Al-Iklas, KPK saya yakini juga dilakukan oleh ribuan masjid, yayasan ataupun lembaga swadaya masyarakat lainnya di negeri ini. Sebuah keperdulian atas kemanusiaan, yang selalu menggelora dan membuncah, ketika kita merasakan ada ketidak adilan, kedzholiman dan menjadi tragedi kemanusiaan.

Kadang, untuk hal-hal yang kecil seperti beredarnya kotak-kotak infaq di masjid-masjid, terlewati begitu saja. Entah karena ketidakperdulian kita, kesuntukan hati kita, atau tertutupnya hati kita? Seolah, untuk "mengeluarkan" sekedar uang entah ribuah, lima ribuan, puluhan ribu hingga seratusan ribu, menjadi sesuatu yang tidak sepenuhnya keluar dari kesadaran dan keiklasan. Seringkali, kotak-kotak infaq yang "dikelilingkan" dari satu jamaah ke jamaah lain, hanya lewat begitu saja.

Atau ketika melihat kotak infaq yang terdiam di sudut masjid atau di dekat pintu masuk, terbiarkan dan kaki kita lewat begitu saja, tanpa ada usikan di hati, yang menggerakan tangan untuk mengeluarkan uang atau mentransfer-nya melalui QRIS tadi. Entah mengapa, sepertinya kadang-kadang, terasa berat untuk hal-hal seperti itu.

Sebaliknya, tangan ini begitu mudah mengeluarkan lembaran ratusan ribu untuk hal-hal yang kontraproduktif bagi "tabungan akhirat" kita sendiri. Tidak usah diperpanjang ihwal "tabungan akhirat" ini, karena sejatinya telinga kita sudah terbiasa mendengar ajakan baik ini dari pasa ustadz, teman, sejawat atau orang tua kita kita. Tangan ini terasa sangat ringan mengeluarkan hingga jutaan rupiah untuk sekedar memenuhi hasrat hobi dan kesenangan kita, memanjakan mata, telinga dan panca indera lainnya.

Kembali pada filosofi buah semangka, yang memerah, ada semburat warna putih, kehijauan dan hitam, menebarkan aura keperdulian kita, memanggil, mengajak, menggugah nurani kita untuk perduli pada negeri Palestine, negeri yang penuh sejarah dan ikatan batiniah. Jangan abaikan bahwa di sana ada tapak-tapak relegi, yang harus terjaga dan selalu menyemangati keberagamaan. Jangan sampai zionis terus menginjak dan memuntahkan butiran dan hujaman peluru, hingga syuhada berguguran di sana.

Menyisihkan sebagian dari apa yang kita miliki dan mendoakan mereka, adalah buncahan rasa keperdulian yang tidak boleh terlewatkan. Ini bukan sekedar memberikan bantuan, namun melebihi kecintaan pada saudara yang tengah menderita akibat sikap dholim dan ingin memusnahkan peradaban mereka, di negeri mereka sendiri.

" Donasi kami perpanjang 2 hari sampai dengan 10 November 2023. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Palestina di Jakarta terkait rencana pemberian donasi. Terima Kasih atas partisipasi, doa dan bantuannya kepada saudara-saudara kita di Palistina. Jazakumullah Khairan Katsira. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun