Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismillah, Menulis Seputar Hukum dan Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hadiah Warna Biru dari Kompasiana

25 Oktober 2023   08:27 Diperbarui: 25 Oktober 2023   09:04 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi

Alhamdulilah.

Sekitar jam 14.00, Selasa, 24 Oktober, kemaren atau tepat tiga hari akun saya di kompasiana ini milad ke-satu ada notifikasi dari admin Kompasiana : Selamat Akun Terverifikasi. Setelah itu 241 artikel saya, secara serentak ada contreng warna biru. Tentu, saya bersyukur dan tadi sebagaimana awal artikel, terucap kata Alhamdulillah.

Bagi saya, centrang biru, berhimpitan satu tahun milad akun saya, kemudian satu hari berikutnya Milad Kompasiana ke 15, menjadi sesuatu yang monumental. Sekitar Agustus yang lalu, notifikasi sebagai Kandidat Centrang Biru, sudah singgah di akun saya, namun ternyata baru di Oktober ini baru terwujudkan. Apa sih makna ini semua?

Pertama, bagi saya centrang biru menjadi sebuah apresiasi, yang akan menyemangati saya untuk terus menulis. Sepertinya, menulis sudah menjadi hobi yang terpatri pada diri saya.

Kedua, artikel yang saya tulis adalah ujud nyata dari suara hati. Tanpa harus berteriak, saya cukup menuangkan dalam artikel. Untuk tema yang saya usung pada blog saya ini adalah tentang korupsi. Artikel yang saya tulis, bukan sesuatu yang jauh-jauh dari profesi saya. Sehingga seolah melekat dan sangat mendalam, menjiwai, memberikan ruh pada setiap narasi kalimat yang tersusun.

Ketiga, saya menjadi lebih giat untuk membaca kembali literatur, referensi mengenai "perkorupsian", sehingga harapannya, semaksimal mungkin tuangan artikel yang tersaji, bukan sekedar rangkaian kata demi kata, namun didasari pada pandangan, teori, pendapat serta tentunya fakta-fakta hingga saya bisa memberikan asumsi, analisis atau solusi lebih pada dasar empiris. Ini yang menumbuhkan patrian semangat dan semangat menuangkan permasalahan tentang korupsi di Kompasiana.

Ketiga hal tersebut, menjadi beberapa variabel yang menautkan saya untuk tetap menulis. Kompasiana menjadi ajang dan tempat saya menyimpan, mendokumentasikan, isi pikiran saya. Kapan dan di mana saya ada ide, saat itu atau beberapa saat kemudian ditulis, up-load dan aman-terdokumentasikan secara digital di Kompasiana.

Bagian terpenting lainnya, dari kompasiana ini saya mengenal nama-nama kompasianer yang luar biasa. Pak Tjipta, Ibu Rose, Pak Irwan, Pak Merza, Bu Hennie, Bu Isti, Bu Martha, Bu Patter wah..banyak sekali bila saya sebutkan. Yang jelas, beliau-beliau seolah "ada di depan mata" ketika tersambungkan melalui komentar-komentar atas artikel saya, begitupun sebaliknya, saat saya memberikan komentar pada mereka. Ini menjadi sesuatu yang sangat membahagiakan. Memberikan tetesan kebahagiaan, tatkala vote atau komentar diberikan oleh kompasianer.

Saya tidak suudzon atau berprasangka buruk atas vote dan komentar para kompasianer semua, sebagai keisengan. Saya yakini, pasti dengan ketulusan memberikan vote dan komentar tadi, bukan sekedar " balas budi" karena saya telah mem-vote atau berkomentar pada artikel mereka. Interaksi yang terbangun, pada suatu masa, harapan saya bisa terwujud dalam bentuk pertemuan. Bisa berjumpa, berkomunikasi langsung, karena sangat mungkin di sebuah tempat bisa bertemu. Itu harapan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun